Kompas Articles

Melahirkan Para Inovator Berorientasi Industri

(foto: UTS, Sydney)
(foto: UTS, Sydney)
[guestpost]Artikel ini membahas sebuah jurusan unik yang menuntun para mahasiswa menjadi pribadi-pribadi yang inovatif. Tulisan Ina Liem ini terbit dua halaman di Kompas KLASS pada Jumat, 23 Januari 2015. Ini adalah bagian pertama.[/guestpost]

Orang sering berpikir bahwa kreativitas hanya dibutuhkan di industri kreatif, padahal kini dibutuhkan di hampir semua profesi.

Ruang kuliah yang modern dan fleksibel didesain untuk memaksimalkan interaksi (foto: Anna Zhu)
Ruang kuliah yang modern dan fleksibel didesain untuk memaksimalkan interaksi (foto: Anna Zhu)

Kreativitas adalah proses pemikiran yang melahirkan ide baru yang sangat penting di dunia bisnis zaman sekarang di industri apa pun. Karena merupakan proses berpikir, kreativitas tidak bisa diukur.

Ide-ide baru hasil kreativitas harus direalisasikan. Hasil inilah yang disebut inovasi. Inovasi sangat bisa diukur. Seperti diutarakan oleh Theodore Levitt, editor Harvard Business Review, “Yang sering kali masih kurang bukanlah kreativitas dalam arti penciptaan ide, melainkan inovasi dalam arti menghasilkan aksi, yakni memberdayakan ide menjadi solusi.”

Transdisipliner

Ketika menghadapi masalah yang hanya bisa diatasi dengan inovasi, perusahaan perlu pendekatan multidisipliner. Diperlukan individu yang mampu menjembatani berbagai bidang yang berlainan. Individu pembangun “jembatan” ini akan menjadi aset berharga, baik di sektor swasta maupun pemerintah.

Menjawab kebutuhan tersebut, University of Technology – Sydney (UTS) membuka program Bachelor of Creative Intelligence and Innovation (BCII). Terletak di pusat kota Sydney, UTS merupakan bagian dari Australian Technology Network yang terdiri dari 5 universitas di Australia, yang berkomitmen menjalin kerja sama dengan industri dan pemerintah untuk menyediakan program studi berorientasi praktik. Penggunaan teknologi baru pun sangat dikedepankan dalam proses belajar-mengajar di universitas tersebut.

Banyak solusi inovatif dihasilkan di UTS School of Design, Architecture and Building (foto: Andrew-Worssam)
Banyak solusi inovatif dihasilkan di UTS School of Design, Architecture and Building (foto: Andrew-Worssam)

Uniknya, program studi BCII harus diambil sebagai double degree dengan salah satu di antara 18 program studi pilihan, yaitu Law, Business, Science, Engineering, Midwifery, Information and Media, Journalism, Creative Writing, Media Arts and Production, Public Communication, Social Inquiry, Architecture, Fashion and Textiles, Integrated Product Design, Interior and Spasial Design, Visual Communication, IT, atau Sport and Exercise Science.

Melalui program BCII, mahasiswa dari jurusan-jurusan tersebut dibekali berbagai teknik dan strategi berpikir yang multidisipliner. Tujuannya tak lain agar dapat membidik berbagai permasalahan, mencari solusi, dan menemukan peluang-peluang baru yang tak terpikirkan.

Lingkungan berbasis laboratorium

Sumber inovasi umumnya tersembunyi di antara dua atau lebih bidang profesi. Dengan mengajarkan pola pikir yang transdisipliner dengan cara cepat dan praktis, mahasiswa bisa membangun peluang inovasi dan pendekatan-pendekatan baru dengan pikiran terbuka. Perusahaan sangat mendambakan para inovator semacam ini, yang secara strategis mampu membelokkan pola pikir bisnis ke arah yang sama sekali baru.

Dalam program Bachelor of Creative Intelligence and Innovation, mahasiswa dibawa ke lingkungan berbasis laboratorium, mereka bebas berinteraksi dengan mahasiswa dari berbagai disiplin ilmu. Secara bertahap, mereka dilatih menghasilkan solusi atas masalah riil yang dihadapi para praktisi bisnis yang jadi klien mereka.

Ada beberapa cara mengelompokkan mahasiswa. Yang pasti, tiap kelompok hampir selalu diisi mahasiswa dari jurusan yang berlainan. Bukan itu saja, mereka tidak diperkenankan memberikan presentasi di kelompok yang pernah mendengar presentasi sebelumnya.

Tujuan dari cara tersebut adalah mahasiswa memanfaatkan kesempatan sebanyak mungkin dalam berkolaborasi dengan mahasiswa dari lintas jurusan dan bisa melihat berbagai peluang yang bisa diperoleh lewat kerja kelompok yang baik.

Jalur akselerasi

BCII dirancang dengan format akselerasi. Mahasiswa menyelesaikan program studi utama mereka selama 3 tahun. Di sela-sela libur musim dingin (Juli) dan musim panas (Desember–Januari), mereka menempuh materi Bachelor of Creative Intelligence and Innovation. Setelah semua mata kuliah program studi utama selesai di akhir tahun ketiga, barulah mereka menempuh seluruh sisa mata kuliah di tahun keempat.

Pada program Bachelor of Creative Intelligence and Innovation, tiap grup berisi mahasiswa dari jurusan yang berlainan (foto: Anna Zhu)
Pada program Bachelor of Creative Intelligence and Innovation, tiap grup berisi mahasiswa dari jurusan yang berlainan (foto: Anna Zhu)

Sebagai ilustrasi, pada semester pertama, mahasiswa jurusan Biomedical Engineering belajar Electronic Engineering, Physical Modelling, Mathematical Modelling 1, dan Engineering Communication. Namun, selama libur musim dingin pada Juli, mereka tidak libur panjang sebab harus mengambil satu mata kuliah BCII yaitu Problems to Possibilities.

Demikian halnya dengan mahasiswa di jurusan Creative Writing. Di semester pertama, mereka tetap mengambil mata kuliah wajib seperti Understanding Communication, Fictional Forms, dan Ideas in History. Namun, pada libur musim dingin yang sama, mereka akan bertemu dengan mahasiswa dari jurusan-jurusan lain pada mata kuliah Problems to Possibilities.

Problems to Possibilities adalah mata kuliah yang menantang mahasiswa dengan permasalahan konkret. Mereka diajak menganalisis situasi dari berbagai perspektif. Di sinilah identifikasi, deskripsi, dan menjelajah berbagai masalah untuk mencari peluang dipelajari.

Di semester kedua, mahasiswa kembali mengambil mata kuliah di jurusan utama masing-masing. Sementara saat liburan musim panas, mereka bertemu lagi dengan mahasiswa dari berbagai jurusan lain dan harus mengisi sebagian masa liburan dengan mengambil 1 mata kuliah BCII berikutnya, yaitu Creative Practice and Methods. Di mata kuliah ini, mereka belajar bagaimana proses kreativitas berlangsung, lalu merancang cara-cara agar ide dapat diwujudkan menjadi sebuah inovasi.

Pembelajaran dilakukan dalam suasana studio. Mahasiswa diminta berkolaborasi dan belajar dari pengalaman, bukan teori. Dosen dan para praktisi dari berbagai disiplin ilmu dihadirkan serta mahasiswa diberi permasalahan nyata yang aktual.

Pada kuliah musim panas tahun lalu, mahasiswa belajar menggunakan cara-cara kreatif dan eksploratif lintas disiplin ilmu. Tujuannya, mereka dapat menemukan sendiri metode baru untuk menangani sebuah tugas dari ABC, stasiun radio dan televisi nasional Australia.

Baca lanjutannya

Berpijak Pada Linimasa 

Ina Liem

Author and CEO Jurusanku

@InaLiem

@kompasklass #edukasi

Ads 2-04

About the author

Ina Liem

Ina Liem

Ina Liem sudah belasan tahun berkecimpung di dunia pendidikan, terutama pendidikan di luar negeri. Ia telah memberi konsultasi, seminar, dan presentasi di hadapan puluhan ribu pelajar dan orang tua murid di banyak kota dan di beberapa negara tetangga. Selain menjadi Kontributor rubrik EDUKASI di KOMPAS KLASS, Ina adalah penulis (author), pembicara (public speaker), dan Certified Career Direct Consultant.

3 Comments

Click here to post a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

  • kalau boleh bisa minta request gak untuk artikel yang membahas serba serbi tentang jurusan Creative Writing? Saya suka menulis dan sepertinya tertarik untuk masuk ke jurusan tersebut, namun sepertinya di Indonesia masih sedikit ya universitas yg menawarkan jurusan tersebut?