Kompas Articles

Menopang Poros Maritim Dunia

Marine-science1
(Ini adalah bagian kedua dari tulisan INA LIEM tentang jurusan Marine Science atau Ilmu Kelautan yang dimuat di Kompas KLASS Jumat, 24 Oktober 2014 yang berjudul Mengenal dan Menjaga Kekayaan Laut Kita)

Ada dua jalur studi lanjut bagi lulusan Bachelor of Marine Science.

Pertama, mereka bisa melanjutkan ke program Master of Biological Science dengan spesialisasi Biologi Kelautan (Marine Biology).

Materi kuliahnya meliputi Ekologi Kelautan, Manajemen Perikanan, Biologi Vertebrata dan Invertebrata, Teknik Penelitian Lapangan, dan Perubahan Iklim Dunia dan Implikasinya.

Tekanan program ini pada penelitian makhluk hidup bawah laut dan perubahannya. Meskipun demikian, lulusannya tidak hanya bisa bekerja sebagai peneliti. Profesi lain terkait laut terbuka lebar. Misalnya, dengan keahlian fotografi atau videografi serta menyelam, peluang menjadi fotografer atau pembuat film bawah laut sangat terbuka.

Mereka tidak hanya bisa membuat foto atau film yang indah, tetapi juga mengetahui mana yang sebaiknya dibidik dan kapan waktu yang tepat. Cahyo Alkantana, pemandu serial Teroka di Kompas TV, adalah contoh ahli biologi kelautan yang sukses sebagai underwater film maker. Laut Indonesia masih terlalu luas untuk dijelajahi Cahyo seorang diri.

Ilmuwan di dunia sepakat Wakatobi di Sulawesi Tenggara adalah taman laut dengan keanekaragaman hayati terlengkap. Ada 942 jenis ikan dan 750 jenis terumbu karang. Setelah ditetapkan sebagai pusat riset ikan tuna dunia, posisi Indonesia di industri kelautan pun jadi makin strategis. Sebagai eksportir tuna terbesar kedua di Asia Tenggara, kita berperan mengatur pembatasan kuota tangkapan di Asia Pasifik. (Kompas, 8/10).

Screenshot 2014-11-05 12.09.41

Sebagai orang yang sangat well-informed soal makhluk bawah laut dan lingkungannya, sarjana Marine Science akan leluasa di sektor pariwisata, khususnya wisata bahari. Gencarnya promosi pemerintah terhadap beberapa taman laut nasional akan semakin memuluskan sektor ekonomi kreatif yang kini banyak ditangani orang asing ini.

Sementara itu, sarjana Marine Science yang lebih tertarik pada aspek fisik dan sosial dari lingkungan kelautan bisa menempuh program Master of Marine and Environmental Science dengan spesialisasi Marine and Coastal Management. Bidang ini mengukur dampak aktivitas manusia terhadap laut dan pesisir, lalu mencari solusi ilmiah demi lingkungan hidup yang lestari.

Untuk menghasilkan solusi, mahasiswa perlu memasukkan pemahaman tentang biologi dan ilmu kebumian ke dalam perencanaan dan pengelolaan lingkungan. Jadi, mereka akan banyak berhadapan dengan masalah perubahan iklim, emisi efek rumah kaca, dan pengelolaan sumber air.

Hal yang dipelajari

Karena tujuannya me­raih keahlian meneliti dan mengelola daerah pesisir, yang pertama dipelajari adalah Analysis for Natural Resource Management. Materinya ga­bungan ekologi, konservasi, dan ekonomi untuk mendukung pengambilan keputusan dalam manajemen sumber daya alam. Di sini terungkap apa yang terjadi jika pengelola wilayah tidak menjalankannya dan ada tekanan masyarakat terhadap upaya pelestarian.

Ikan Pari Hamelin Bay (foto - University of Western Australia)
Ikan Pari Hamelin Bay (foto – University of Western Australia)

Program ini juga mengajarkan aplikasi berbagai teknik untuk konservasi yang sesungguhnya dan perencanaan sumber daya alam, termasuk yang diperlukan pada manajemen penangkapan ikan. Salah satu analisisnya memakai data dari Geographic Information Systems (GIS). Penguasaan aplikasi GIS ini memberi nilai tambah sangat besar bagi karier lulusannya.

Mata kuliah Marine and Coastal Planning and Management membekali mahasiswa dengan teori dan praktik pemanfaatan sumber daya laut dan pesisir secara berkelanjutan dan pengelolaannya secara terintegrasi. Pemahaman tentang dampak ulah manusia terhadap lingkungan pantai ini sangat penting bagi para calon environmental manager.

Berhubung masalah lingkungan sering melibatkan banyak negara, melalui materi Climate Change Policy and Planning, mahasiswa diarahkan agar berwawasan global, khususnya terkait perubahan iklim. Isu-isu yang dibahas antara lain kesepakatan Kyoto Protocol, carbon trading, Carbon Capture and Storage (CCS), dan Reducing Emissions through Deforestation and forest Degradation (REDD).

Topik-topik perubahan iklim selalu menyentuh kebijakan terkait naiknya permukaan air laut, keanekaragaman hayati, sumber air, manajemen risiko, dan biaya kompensasi. Mereka diajak mengkritisi sikap setiap negara dan lembaga antar-pemerintahan terkait kebijakan perubahan iklim. Dari sini, mereka didorong memprediksi arah perkembangan kebijakan, baik di dalam negeri maupun antarnegara.

Pemahaman seperti ini tidak hanya melahirkan peraturan di tingkat daerah atau nasional, tetapi juga bisa menjadi inspirasi munculnya kerja sama regional antara beberapa negara yang peduli. Sadar akan perlunya pengamanan sumber daya laut dan pesisir, Indonesia memelopori terbentuknya the Coral Triangle Initiative. Bersama Malaysia, Papua Niugini, Filipina, Kepulauan Salomon, dan Timor Leste, Indonesia bekerja sama menjaga terumbu karang, perikanan, dan ketahanan pangan.

Semua materi kuliah ini mengarahkan mahasiswa menjadi penentu dalam pengelolaan lingkungan hidup di wilayah seputar pesisir. Tanpa telaah ilmiah dari mereka, pembangunan bisa berdampak kontra produktif bagi manusia sendiri. Padahal, kita tahu kerusakan lingkungan bisa menimbulkan kerugian sangat besar.

Bagian pertama artikel ini bisa dibaca di

Mengenal dan Menjaga Kekayaan Laut Kita

Ina Liem

Author and CEO Jurusanku

@InaLiem

 

@kompasklass #edukasi

Ads 2-04

About the author

Ina Liem

Ina Liem

Ina Liem sudah belasan tahun berkecimpung di dunia pendidikan, terutama pendidikan di luar negeri. Ia telah memberi konsultasi, seminar, dan presentasi di hadapan puluhan ribu pelajar dan orang tua murid di banyak kota dan di beberapa negara tetangga. Selain menjadi Kontributor rubrik EDUKASI di KOMPAS KLASS, Ina adalah penulis (author), pembicara (public speaker), dan Certified Career Direct Consultant.

Add Comment

Click here to post a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*