Career and Study

Entertainment Design – Jurusan Keren buat yang Super Kreatif

bagian 4

Desain itu Gak Selalu Enak

Desain bukan hanya soal menggambar. Seorang mahasiswa S2 menjelaskan sebuah konsep dalam desain. (foto: Ina Liem)
Desain bukan hanya soal menggambar. Seorang mahasiswa S2 menjelaskan sebuah konsep dalam desain. (foto: Ina Liem)

Nonton film atau main game memang asik. Tapi membuatnya butuh mental tangguh. Saat kuliah di Art Center, Griselda sering tidak tidur berhari-hari untuk mengerjakan tugas. Selain banyak, tuntutan akan detailnya sangat menyita waktu. Meski sudah menghabiskan 20 jam dalam sebuah proyek, sering kali hasil karyanya masih dianggap kurang sempurna dan harus diperbaiki berkali-kali.

Ini pula yang dialaminya selama 8 tahun di DreamWorks sebelum pindah ke DisneyToon Studios. Setiap orang dituntut untuk terus menghasilkan ide-ide baru meski mengerjakan proyek yang sama selama beberapa tahun.

Dari mana saja Griselda menggali ide? Kekayaan budaya Indonesia dengan motif batiknya, baju kebaya dan pakaian adat lainnya sangat membantu Griselda memperkaya ide desain. Film pertama yang melibatkan Griselda adalah Shrek. Buku ilustrasi, kostum, dan font huruf-huruf di dalam film tersebut banyak digarap olehnya.

Ada 3 tahapan dalam pengerjaan desain di film animasi, yaitu Early Development, Development, dan Production. Setelah itu, ada yang lanjut ke post-production apabila diperlukan, misalnya pembuatan materi promosi seperti poster, boneka, senjata, dan atribut dari karakter yang diciptakan. Alumni Entertainment Design bisa bekerja di semua tahapan tersebut, seperti halnya Griselda yang sudah mencicipi berbagai tahapan.

Riset dan multidisiplin

Riset adalah bagian penting dalam proses desain. Contohnya, untuk menciptakan kendaraan masa depan, mahasiswa harus meneliti generasi A (sebutan bagi mereka yang lahir sesudah 2010). Apa saja kebutuhan mereka saat berusia 25 tahun, kendaraan macam apa yang mereka perlukan, mengingat generasi A sudah digital native, apa profesi mereka, dan di kota yang seperti apa mereka tinggal?

Cocok buat siapa?

Sudah jelas, orientasi terhadap detail, kepribadian inovatif, dan jiwa perfeksionis perlu dimiliki calon mahasiswa yang mau belajar di Art Center dan yang ingin serius di bidang ini. Untuk itu, dibutuhkan para pengajar yang bukan hanya paham teori.

Semua pengajar di Art Center adalah praktisi industri hiburan. Hasil karya mahasiswa dari tugas kuliahnya sering kali dituntut untuk sesuai kebutuhan industri nyata. Sebagai praktisi, Griselda juga sempat mengajar selama 4 tahun di Art Center. Prinsipnya seperti ‘putting industry insiders into campus environment’ (memindahkan pelaku industri ke dalam lingkungan kampus).

Ads 2-04

About the author

Ina Liem

Ina Liem

Ina Liem sudah belasan tahun berkecimpung di dunia pendidikan, terutama pendidikan di luar negeri. Ia telah memberi konsultasi, seminar, dan presentasi di hadapan puluhan ribu pelajar dan orang tua murid di banyak kota dan di beberapa negara tetangga. Selain menjadi Kontributor rubrik EDUKASI di KOMPAS KLASS, Ina adalah penulis (author), pembicara (public speaker), dan Certified Career Direct Consultant.

2 Comments

Click here to post a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*