Pengembangan Diri

Mengapa Orang Sulit Memahamiku, dan Aku Sulit Memahami Mereka? (bag. 1)

shutterstock_186869792
Kadang kita merasa seolah-olah kita dikepung orang-orang tolol. Ada kalanya tidak ada seorang pun yang paham maksud kita dan serasa semua orang bertindak tidak masuk akal bagi kita. Ini membuat kita berpikir: Ada apa ini?

Sesungguhnya mereka bukan orang tolol yang gagal paham. Seringkali ini terjadi karena perbedaan tipe kepribadian. Orang dengan tipe yang berbeda dari kita punya sikap, nilai-nilai, dan pola perilaku yang berbeda pula dari kita.

Seorang psikolog terkenal, Thomas Erikson, membaginya kedalam 4 tipe, yakni Dominant (Red), Inspiring (Yellow), Stable (Green), dan Analytical (Blue). Berhubung panjang, kali ini kita hanya membahas dua tipe yang pertama yakni Dominant atau Red dan Inspiring atau Yellow saja.

Hippocrates menyebut Red dengan Choleric. Tipe ini punya ciri ambisius, dominan, tegas, kompetitif, dan seringkali mudah emosi. Tipe Red suka mengungkapkan pendapatnya blak-blakan dan sering melawan kebiasaan dalam melakukan sesuatu. Orang terkenal dengan tipe ini adalah Steve Jobs (pendiri Apple computer), Barack Obama (Presiden Amerika), dan Margareth Thatcher (PM Inggris).

Tipe Red menikmati tantangan dan fokus pada hasil. Jadi kalau di sekolah ada siswa stress atau malas mengikuti pelajaran, mungkin kita bisa meraba penyebabnya. Jika mereka tipe Red, hampir pasti mereka tidak mendapat cukup tantangan, tidak banyak yang perlu dikerjakan, atau mereka tidak melihat tujuan yang jelas. Celakanya, sekolah sering memberi cap mereka sebagai anak malas.

Tipe Inspiring/Yellow oleh Hippocrates disebut Sanguine, yang artinya optimis, periang, dan percaya diri. Di saat orang lain putus asa, tipe ini masih melihat kemungkinan lain dan bisa tetap merasa nyaman.

Salah satu ciri tipe Yellow adalah bicara cepat dan memberi jawaban panjang lebar, termasuk ketika tidak diminta. Orang lain mungkin merasa sifat cerewetnya menjengkelkan. Tapi karena tipe ini penuh energi positif dan ceria, mereka menarik perhatian dan kehadirannya bisa dianggap menghibur. Kebanyakan mengakui tipe Yellow jago berkomunikasi dan pembicara yang berani. Tipe lain umumnya iri dengan kelebihan ini.

Kalau menilik keduanya, Red dan Yellow sama-sama cenderung fokus pada hal-hal terkait tugas, pekerjaan, dan aneka persoalan. Mereka terkesan ekstrovert dan proaktif. Ini bukan lantas berarti mereka tidak peduli pada hubungan dengan orang lain, hanya saja perhatian utama mereka bukan soal relasi dengan sesama. Beberapa orang menilai tipe Red dan Yellow kurang perhatian pada orang lain atau bahkan jahat.

Orang bertipe Yellow tidak tahan ‘dicuekin’ atau dikucilkan, dikelilingi orang dengan sikap negatif, dipaksa mengikuti prosedur ketat, atau dilarang bercanda. Mereka sakit hati jika ditegur di depan orang banyak. Mereka menyukai sedikit kebebasan, termasuk saat merencanakan acara sekolah.

Sebagai catatan, jarang ada orang yang hanya memiliki satu tipe saja. Umumnya kita mempunyai kombinasi 2 tipe, misalnya Red yang dominan dengan Yellow yang optimis. Hanya saja kadarnya tidak selalu sama.

Anggapan orang dengan tipe berbeda

Penilaian orang lain terhadap kedua tipe ini kadang kala memicu masalah. Contohnya, karena tipe Red ambisius dan cepat menyuarakan opininya, mereka sering dianggap kasar, tidak sabaran, dan agresif, atau bahkan dicap ‘tukang ngatur’.

Sementara itu bagi tipe Red tidak ada yang salah dengan mengutarakan pendapat secara terbuka. Bagi mereka, sesekali berbantahan itu oke-oke saja, bahkan menyenangkan. Sementara itu orang dengan tipe Green (kita bahas lain waktu) sangat menghindari dan tidak nyaman dengan konfrontasi.

Mirip dengan tipe Yellow, orang Red itu percaya diri. Bagi orang dengan tipe lain, tipe Blue misalnya, sikap ini kadang dirasa menjengkelkan. Di pihak Red, mereka kadang yakin pendapat mereka benar sehingga menilai orang lain bodoh.

Beberapa Saran

Nah, kalau kamu merasa bertipe kepribadian Red yang dominan, pahami bahwa sikapmu yang terlalu berterus-terang kadang membuat orang lain tidak nyaman. Ambisius itu baik, tapi ada baiknya tidak selalu diperlihatkan.

Berargumen memang menyenangkan bagimu, tetapi ingat, ada orang lain yang selalu berusaha menghindarinya. Jadi, jika harus berkonfrontasi, lakukanlah hanya untuk persoalan yang sangat pokok atau prinsip. Jadi santai sedikit lah saat membahas hal ringan seperti soal selera film, makanan, fashion atau tempat berlibur.

Bagi si Yellow sang Optimis, keceriaanmu sesekali perlu dibatasi, terutama di saat orang di sekitarmu sedang mencari keheningan. Banyak bicara memang bisa membuat suasana jadi lebih hidup, tapi orang lain bisa menilaimu egois karena suka mendominasi percakapan. Coba batasi diri agar kamu tidak bicara terlalu banyak dibanding orang sekitarmu.

Satu hal yang perlu dipahami dari artikel ini, ketika kita merasa dikepung orang bodoh, sesungguhnya itu akibat adanya tipe-tipe kepribadian yang berbeda dari kita. Memahami bagaimana tipe-tipe kepribadian bisa memupuk rasa toleran terhadap perbedaan sekaligus meningkatkan kualitas komunikasi dan kerja sama kita dalam banyak hal.

Coba praktikkan pemahaman baru ini, terutama saat kamu bekerja dalam kelompok, baik di sekolah atau kampus maupun di komunitas umum. Kelak human skill ini akan berguna setelah lulus. Ingat, sebagian besar situasi kerja melibatkan kerja sama dengan orang yang berbeda dengan kita.

 

 

Sumber:

Thomas Erikson: “Surrounded by Idiots: The Four Types of Human Behaviour (or, How to Understand Those Who Cannot Be Understood), 2019
Ads 2-04

About the author

Budi Prasetyo

Budi Prasetyo

Budi Prast adalah Founder jurusanku.com. Selain aktif melakukan penelitian di bidang pendidikan, bersama Ina Liem ia menulis “7 Jurusan Bergaji Besar”, "Kreatif Memilih Jurusan", dan "Majors for the Future". Minat utamanya meliputi pendidikan, data analytics, dan design thinking. Ia juga salah seorang Kontributor Kompas KLASS untuk rubrik #baca.

Add Comment

Click here to post a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*