Kompas Articles

Memanfaatkan Hutan dengan Bertanggung Jawab

(Foto-foto: University of Canterbury,, New Zealand)
(Foto-foto: University of Canterbury,, New Zealand)
(Ini adalah bagian kedua dari tulisan Ina Liem di Kompas KLASS Jumat 24 April 2015 tentang studi Kehutanan di Selandia Baru. Selamat membaca. Bagian pertama artikel ini bisa dibaca di Mengambil Aksi Menjaga Paru-paru Bumi.)

Salah satu tamatan program Master of Forestry Science dari UC adalah Pipiet Larasatie.

Staf di Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Tengah ini memilih UC sebab New Zealand’s School of Forestry ini dikenal sebagai sekolah kehutanan tertua di Australasia sekaligus terbaik di kelasnya.

Gedung kampus utama (foto: Univ. of Canterbury)
Gedung kampus utama (foto: Univ. of Canterbury)

Mata kuliah favoritnya adalah Restoration Ecology. Di sini, ia belajar perencanaan proyek restorasi, cara menilai tingkat keberhasilan restorasi hutan, dan konservasi di lahan produktif. Saat kuliah, salah satu kegiatan field trip-nya adalah ke bekas lahan pembuangan sampah selama puluhan tahun yang kemudian direstorasi dengan sukses.

Ini sangat bermanfaat saat tugasnya di Indonesia terkait rehabilitasi hutan. Ia banyak terlibat kegiatan penanaman, penghijauan, dan meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar hutan melalui kewirausahaan.

Meskipun luas hutan tropis kita di urutan ketiga dengan keanekaragaman hayati terbesar ke dua di dunia, sumber daya ini belum dikelola dengan baik. “Kita butuh banyak sarjana kehutanan,” kata perempuan yang memilih studi di Selandia Baru karena alamnya yang oleh para backpacker disebut “paradise on earth” itu.

Besarnya kebutuhan akan SDM ini karena begitu luasnya wilayah hutan kita serta faktor geografisnya yang sulit dijangkau. Mata kuliah favorit Pipiet lainnya adalah Forest Product Marketing yang membekalinya dengan berbagai metode pemasaran modern di sektor produk hasil hutan agar mampu bersaing secara internasional. Ia belajar soal pola-pola perdagangan internasional, peraturan angkutan barang, peran berbagai lembaga internasional dalam perdagangan bebas, serta masalah seputar pembangunan dan kerja sama di bidang industri kehutanan.

Peluang karier

Sekitar 95 persen lulusan kehutanan dari UC mendapat pekerjaan setelah lulus, tidak hanya di dalam, tetapi juga luar negeri. Sebagian besar bekerja di perusahaan konsultan pengelolaan hutan, pemrosesan kayu, keamanan hayati, keberlanjutan dan pengelolaan lahan, ekonomi kehutanan, di lembaga seperti LSM atau NGO dan sebagainya, baik dalam maupun luar negeri.

Di instansi pemerintahan kita, ada banyak lowongan, yakni di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (pemerintah pusat), kantor-kantor dinas kehutanan (bagian dari pemerintah daerah), dan Perum Perhutani, BUMN yang bergerak di bidang kehutanan dan mempunyai wilayah hutan kelolaan sendiri.

Bagian pertama artikel ini bisa dibaca di

Mengambil Aksi Menjaga Paru-paru Bumi

 

 Ina Liem

Authir and CEO Jurusanku

@InaLiem

@kompasklass #edukasi

Ads 2-04

About the author

Ina Liem

Ina Liem

Ina Liem sudah belasan tahun berkecimpung di dunia pendidikan, terutama pendidikan di luar negeri. Ia telah memberi konsultasi, seminar, dan presentasi di hadapan puluhan ribu pelajar dan orang tua murid di banyak kota dan di beberapa negara tetangga. Selain menjadi Kontributor rubrik EDUKASI di KOMPAS KLASS, Ina adalah penulis (author), pembicara (public speaker), dan Certified Career Direct Consultant.

Add Comment

Click here to post a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*