Career and Study

Bidang Studi Masa Depan – DATA SCIENCE

bagian 3

Prodi Data Science untuk Siapa? 

Digital-capabilities-and-facilities-at-the-University-of-South-Australia

Meskipun umumnya masih ditawarkan di tingkat S-2, prodi Data Science mulai menerima mahasiswa S-1, seperti misalnya di Macquaire University, Sydney, Australia. Isinya kurang lebih sama, yaitu perpaduan antara matematika, statistika, dan komputer. Namun, ramuan kurikulum, penekanan, dan aplikasi yang ditawarkan tiap universitas bisa sedikit berlainan.

Karena banyak perusahaan raksasa yang memiliki data besar di Amerika seperti Facebook, Google, Amazon, dan LinkedIn, wajar kalau prodi ini banyak ditawarkan di sana, antara lain di Columbia University, New York University, Carnegie Mellon University, Arizona State University, University of Stanford, dan University of California, Berkeley.

Penggunaan big data di Amerika pun didukung oleh pemerintah. Pemerintah Amerika merilis situs washington.gov/usds. Ratusan ribu data set milik pemerintah dibuka untuk publik. Banyak aplikasi dibuat untuk sektor pertanian dengan memanfaatkan data ini. Obama mengajak publik memanfaatkan layanan ini untuk “solve problems, save lives, and create jobs and opportunities“.

Multidisipliner

Karena aplikasi data science sangat luas mulai dari bidang kesehatan, bisnis, hingga pemerintahan, jurusan ini bersifat multidisipliner. Di New York University, data science biasanya menggandeng jurusan Ekonomi, Hukum, dan Sosiologi.

Columbia University memiliki 6 pusat riset data science untuk bidang New Media, Cybersecurity, Health Analytics, Smart Cities, Financial and Business Analytics, serta Foundation of Data Science. Jadi, program studi Master of Science in Data Science nya sangat interdisipliner, dikaitkan dengan program studi Kedokteran, Jurnalistik, hingga Teknik.

Jadi, materi data science tidak hanya pada aspek teknis. Masalah etika, privasi, dan hukum juga dipelajari untuk mencetak data scientists berwawasan utuh. Banyak praktisi dilibatkan dalam perkuliahan agar mahasiswa bisa mempraktikkan cara penggunaan data di industri. Universitas di sana rutin mengadakan tech events dan job fairs, sehingga mahasiswa berpeluang bertemu perwakilan perusahaan besar seperti Microsoft dan Facebook.

Untuk mahasiswa seperti apa?

Menurut Prof Andy Koronios, Ketua Program Studi Information Technology and Mathematical Sciences, yang mendaftar umumnya adalah sarjana Ilmu Komputer, Teknik Informatika, Statistik, atau Matematika. UniSA adalah universitas Australia pertama yang membuka program master di bidang data science yang bersifat teknikal (di bawah Fakultas Engineering).

Namun, menjadi data scientist tidak mudah. Selain memiliki kemampuan teknis, ia harus mampu berkolaborasi dengan pihak lain yang paham di konteks seperti apa data akan digunakan. Oleh sebab itu, kemampuan bekerja dalam tim dan komunikasi sangat perlu.

Karena menghadapi problem nyata, data scientist sebaiknya tipe pemikir yang selalu penasaran. Bermodal intense intellectual curiosity, ia akan mampu mengajukan pertanyaan unik, mengungkap “kebenaran” baru dari balik timbunan data, dan menyajikannya dalam tampilan yang mudah dimengerti. Tanpanya, ia hanya akan menjadi “tukang pembuat program”.

Mengenai peluang karier lulusan Data Science, simak artikel selanjutnya.

(foto: University of South Australia)

Ads 2-04

About the author

Ina Liem

Ina Liem

Ina Liem sudah belasan tahun berkecimpung di dunia pendidikan, terutama pendidikan di luar negeri. Ia telah memberi konsultasi, seminar, dan presentasi di hadapan puluhan ribu pelajar dan orang tua murid di banyak kota dan di beberapa negara tetangga. Selain menjadi Kontributor rubrik EDUKASI di KOMPAS KLASS, Ina adalah penulis (author), pembicara (public speaker), dan Certified Career Direct Consultant.

12 Comments

Click here to post a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*