Career and Study

Menuju Karier di Bidang Audio Profesional – bagian 2

JMC-kolaborasi-audio-dan-performance

Kolaborasi antar jurusan

Yang unik dari JMC Academy ini adalah melimpahnya kesempatan untuk berkolaborasi antarjurusan. Contohnya, mahasiswa Audio Engineering bisa menggarap proyek dengan mahasiswa Game Design atau Film dan Televisi untuk membuatkan sound effect atau sound editing-nya. Mereka juga bisa membangun team dengan mahasiswa Music Performance untuk menangani recording maupun live concert dari sisi tata suaranya.

Dengan sekitar 180 mahasiswa per angkatan di tiap kampus dan hanya 5–10 persennya mahasiswa internasional, mahasiswa Indonesia sebetulnya sangat diuntungkan. Jumlah mereka yang minoritas melatih untuk bekerja dengan atmosfer multikultural yang kelak sangat diperlukan untuk bekerja di dunia hiburan.

Lewat kolaborasi ini mahasiswa belajar berbagai skill penting, misalnya client interaction dan team work experience yang sangat penting. Tidak heran, JMC mencetak banyak profesional dan pengusaha muda di bidang yang masih langka ini.

Praktik Terus

Yang menarik, perbandingan antara kegiatan di kelas dan praktik hampir 50:50. Artinya, untuk setiap jam pelajaran di kelas, kurang lebih ada satu jam lain untuk praktik.

Di samping praktik individual untuk mempertajam skill tertentu, ada kegiatan yang disebut Integration Units, yaitu kegiatan kelompok untuk mengasah collaboration skill sambil meningkatkan technical skill dan pengalaman menggarap proyek.

Bagan kolaborasi antar mahasiswa JMC Academy.
Bagan kolaborasi antar mahasiswa JMC Academy (image: JMC Academy)

Di samping mampu menangani perlengkapan audio, seorang audio engineer juga harus mengerti permintaan dan kebutuhan masing-masing musisi dari berbagai genre yang bisa berbeda satu dengan yang lain. Mata kuliah Audio 209: Producing Live Sound di JMC memberi bekal ilmu untuk ini. Sementara itu, kolaborasi dengan mahasiswa music performance akan melengkapi teori yang diberikan.

Kemudian ada Studio Units yang lebih ditujukan untuk latihan mempersiapkan karya-karya pribadi. Di sini, mereka didorong memanfaatkan kemampuan membuat rencana dan berpikir konseptual, serta menggunakan kemampuan teknisnya untuk menghasilkan sound track dari sebuah produksi tayangan visual. Untuk keperluan ini, pihak kampus menyediakan berbagai fasilitas dengan teknologi audio kelas high end seperti yang banyak dijumpai di studio rekaman kelas atas di seluruh dunia.

Pada tahun terakhir, skill yang diajarkan lebih diarahkan pada post-production, surround sound, dan desain sistem tata suara pertunjukan untuk skala besar. Selain itu, mereka akan dibekali dengan materi tentang bisnis dan pengembangan. Tujuannya tak lain adalah menyiapkan mereka menuju karier profesional yang mandiri di bidang ini. Kalau ditilik dari seluruh program studinya, jurusan ini lebih menekankan bidang studio recording and production, sound production untuk live show, dan sound design.

Kesempatan praktik tidak hanya terbatas mendampingi sesama mahasiswa JMC. Karena memiliki hubungan erat dengan industri musik, JMC sering diminta mengirimkan mahasiswanya untuk menangani konser-konser setempat.

Setiap bulan, selalu ada permintaan seperti ini. Selain itu, selama musim panas, di Australia sering diadakan festival musik. Crew on Call adalah salah satu perusahaan yang banyak merekrut mahasiswa JMC untuk terlibat dalam festival musik musim panas tersebut.

Nah, bagaimana kariernya setelah lulus? Baca kelanjutan artikel ini di bagian 3.

Ads 2-04

About the author

Ina Liem

Ina Liem

Ina Liem sudah belasan tahun berkecimpung di dunia pendidikan, terutama pendidikan di luar negeri. Ia telah memberi konsultasi, seminar, dan presentasi di hadapan puluhan ribu pelajar dan orang tua murid di banyak kota dan di beberapa negara tetangga. Selain menjadi Kontributor rubrik EDUKASI di KOMPAS KLASS, Ina adalah penulis (author), pembicara (public speaker), dan Certified Career Direct Consultant.

Add Comment

Click here to post a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*