Career and Study

Fitorio Leksono
Belajar Desain Sampai ke Milan

domus-fitorio-leksono1

Setamat S1 Desain Produk di ITB, Bandung, Fitorio langsung bekerja di sebuah biro desain di Jakarta, lalu di kantor arsitek di Singapura, dan kemudian di perusahaan keramik di Bali. Ia pun melanjutkan studi ke tingkat S2 karena pendidikannya di S1 dan pengalamannya 3 tahun bergulat dengan pekerjaan desain dirasanya masih kurang.

Mahasiswa desain di Domus banyak bekerja dalam team (foto: Domus Academy, Milan)
Mahasiswa desain di Domus banyak bekerja dalam team (foto: Domus Academy, Milan)

Pilihannya jatuh ke Domus Academy, salah satu kampus desain terbaik di dunia yang terletak di Milan, Italia. Kita tahu Milan adalah salah satu kiblat industri desain dunia. “Saya suka pendekatannya yang pragmatis,” katanya menjelaskan alasannya memilih Domus. Di antara begitu banyak yang dipelajari, desainer harus bisa memberi solusi. “Saya belajar bagaimana membaca market, memetakan persoalan yang ada, melihat potensi yang dimiliki klien, dan menghasilkan inovasi dengan mengefisiensikan biaya.

Selama belajar di Domus, bersama rekan satu tim ia mengerjakan desain untuk beberapa perusahaan yang menjadi rekan Domus, di antaranya adalah Gufram, BLM, Castelli, dan Repower. “Kita berhadapan dengan masalah nyata yang dihadapi perusahaan yang harus dipecahkan, bukan sekedar membuat bentuk yang indah”, jelasnya.

Fitorio berkolaborasi dengan Repower, perusahaan penyedia tenaga listrik asal Swiss dalam pembuatan thesisnya. Salah satu produk dari perusahaan ini adalah charger untuk kendaraan listrik bernama Palina yang dirancang desainer terkenal, Italo Rota. Agar bisa menembus pasar di Milan, Repower harus bersaing dengan dua perusahaan lain yang sudah ada lebih dulu.

Fitorio pun menyarankan agar Repower tidak masuk di pasar mobil listrik yang sudah jenuh, tetapi ke pasar sepeda listrik yang masih sepi saingan. Ia mendesain sebuah konsep electric bike sharing, mulai dari tempat perhentiannya, strategi bisnis nya sampai 5 tahun ke depan, hingga aplikasi untuk smartphone. Ternyata, Repower setuju mengaplikasikan idenya.

Suasana perkuliahan program studi Desain (foto: Domus Academy, Milan)
Suasana perkuliahan program studi Desain (foto: Domus Academy, Milan)

Meskipun ada tantangan dari segi bahasa, karena selain bahasa Inggris, bahasa Italia juga diperlukan dalam komunikasi sehari-hari; manfaat terbesar dari kuliah di Italia adalah membuka pandangannya tentang dunia desain dan inovasi terkini. Fitorio bahkan mendapat kesempatan ikut berpameran di Milan Design Week bersama perusahaan furnitur Castelli.

Kini ia bekerja di tim desainer sebuah studio desain asal Amerika bernama Blue Lounge. Tim desain Blue Lounge ini berusaha mencari solusi atas permasalahan terkait teknologi, misalnya solusi untuk kabel yang berantakan atau posisi kerja dengan laptop yang tidak ergonomis. Aneka produk inovatif yang dibuat bisa dilihat di website Blue Lounge.

Sumber: Jurusanku Infoletter, vol. 09, halaman 46 – 49
Ads 2-04

About the author

admin

admin

www.jurusanku.com adalah situs pendidikan yang misi utamanya adalah memberikan info seputar memilih jurusan di perguruan tinggi serta peta karir untuk berbagai bidang studi. Selain artikel dari pengelola, kami juga memuat materi dari sumber maupun penulis lain.

Add Comment

Click here to post a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*