Career and Study

Budidaya Ikan di Laut Lepas – Peluang Karier & Bisnis di Samudera

shutterstock_88122265

Laut kita menyimpan kekayaan luar biasa. Nilai sektor ekonomi kelautan dan perikanan ditaksir 1300 triliun per tahun. Ini dari perikanan, pariwisata bahari, biofarmasitika laut, energi terbarukan, transportasi laut, minyak bumi dan gas lepas pantai, mineral di dasar laut, industri jasa maritim, dan garam industri.

Bagaimana potensi perikanannya saja? Menurut data Kementerian Kelautan dan Perkanan 2011, potensi budidaya perikanan masih belum tergarap. Dari potensi produksi 57,7 juta ton/tahun yang terlaksana hanya 7,9 juta ton di tahun 2011.

Dari semua potensi ini, peluang terbesar ada pada budidaya ikan di laut. Lahan yang cocok untuk budidaya di laut kita 12,1 juta hektar. Faktanya, ikan yang dihasilkan baru 1 persennya saja . Sebesar 99 persen budidaya laut diperoleh dari rumput laut (majalah SWA 07 XXXI 2 April 2015 – 15 April 2015).

Menyadari dahsyatnya peluang ini, pemerintah mulai menggalakkan budidaya ikan di laut lepas, khususnya komoditas ikan kakap putih, mulai 2017. Ikan kakap putih memiliki harga jual tinggi.

Budidaya ikan di laut lepas

Offshore aquaculture atau budidaya perikanan lepas pantai dilakukan pada jarak tertentu dari pantai. Metodenya belum banyak dilakukan sebab memerlukan teknologi tinggi dan investasi sangat besar. Hanya perusahaan besar mampu dan berani masuk ke bisnis ini.

Meski demikian, offshore aquaculture akan makin digalakkan untuk memenuhi kebutuhan yang terus bertambah. Pada 2030 diperikirakan penduduk dunia akan mencapai 8 milyar jiwa. Kebutuhan akan protein tidak akan terpenuhi dari hewan berkaki atau perikanan tangkap.

Karena melibatkan teknologi tinggi, berbagai ilmu pengetahuan bertemu di sini. Selain ilmu tentang ikan, penyakit dan makanannya, diperlukan juga ilmu kelautan, klimatologi, lingkungan hidup, dan keteknikan (engineering).

Mengapa perlu ilmu keteknikan? Keramba jaring apung yang digunakan tidak saja harus berukuran raksasa, tetapi juga harus tahan terhadap gelombang samudera dan terjangan ikan berukuran besar. Keramba tradisional dari bambu jelas tidak memenuhi syarat.

Aquatec adalah salah satu perusahaan pembuat keramba modern untuk di laut. Terbuat dari bahan high density polyethylene, keramba produksinya sangat kuat, tidak berkarat dan bisa didaur ulang (tidak merusak lingkungan). Dengan ukuran diameter besar, keramba seperti ini bisa memuat ratusan ton ikan.

Dukungan Pemerintah

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) akan memulai budidaya ikan di lepas pantai. Selama 2017 ada 3 lokasi yang dibangun, yakni Sabang, Karimun Jawa dan Pantai Selatan Pulau Jawa.

Untuk itu KKP menyediakan dana Rp. 141 milyar. “Dana ini bukan hanya untuk keramba, tapi juga unit lain seperti jaring, kapal, alat kapal, vaksin, automatic feeder, dermaga, semua sarana pendukungnya,” kata Dirjen Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto (Kompas, 29/12/2016).

Menurut rencana, ikan yang dibudidayakan dengan metode ini adalah kakap putih. Jenis ini sangat diminati, seperti China dan Hongkong. Peluang untuk diolah juga besar. Misalnya dijadikan fillet ikan.

Berbagai jenis ikan bernilai tinggi cocok dibudidayakan di keramba jaring apung modern seperti ini. Modalnya besar, tapi hasilnya pun fantastis. Untuk merintisnya, pemerintah menggandeng kelompok-kelompok petambak. Satu keramba besar dikelola beberapa puluh orang.

Di beberapa negara, budidaya cara ini sudah sangat maju. Open Blue di lepas pantai Panama, misalnya. Di laut tropis ini dibudidayakan ikan Cobia. Pemiliknya, Brian O’Hanlon, adalah pakar perikanan bergelar doktor. Memanfaatkan berbagai teknologi modern, Open Blue menjadi penghasil ikan Cobia bertaraf internasional.

Rebut Peluangmu

Pemerintah sudah menunjukkan arah strategi pembangunan di sektor perikanan. Tidak main-main. Namun strategi ini hanya membuahkan hasil untuk jangka panjang jika cukup banyak anak muda mampu meneruskan dan mengembangkannya.

Dengan potensi negeri kita yang luar biasa namun belum tergarap baik, peluang besar ini hanya akan diraih oleh mereka yang siap dengan ilmunya. Syarat lainnya, keberanian dan kesediaan untuk sering berada jauh dari kota.

Bagi yang ingin menambah informasi seputar topik ini, silakan klik disini.

Ads 2-04

About the author

Budi Prasetyo

Budi Prasetyo

Budi Prast adalah Founder jurusanku.com. Selain aktif melakukan penelitian di bidang pendidikan, bersama Ina Liem ia menulis “7 Jurusan Bergaji Besar”, "Kreatif Memilih Jurusan", dan "Majors for the Future". Minat utamanya meliputi pendidikan, data analytics, dan design thinking. Ia juga salah seorang Kontributor Kompas KLASS untuk rubrik #baca.

Add Comment

Click here to post a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*