Career and Study

Gig Economy – Kerja sambil Berlibur (bag. 2)

shutterstock new

Dibayar puluhan juta per bulan untuk kerja satu jam sehari. Is it real?

Seorang kenalan yang tinggal di Bali bercerita tentang mahasiswa asal Amerika Serikat yang tinggal  di rumahnya untuk program youth exchange (pertukaran pemuda). Sebagai freelancer untuk Google, kerjanya menjawab aneka keluhan terhadap salah satu produk Google. Kadang ia cuma bekerja satu jam di pagi hari dengan laptopnya. Sepanjang hari ia habiskan di pantai untuk berselancar, lalu lanjut bekerja lagi sore atau malam hari. Tiap bulan ia menerima US $ 1,600 (sekitar 23 juta rupiah).

Fleksibilitas dari segi waktu dan tempat jadi daya tarik utamanya. Bagi anak muda yang masih single, gaya hidup seperti ini sangat menyenangkan. Selain produktif dan mandiri, mereka bisa mengejar mimpi-mimpi yang tidak bisa diraih generasi pendahulunya. Dari sisi income, anak muda di atas berpeluang mendapat lebih banyak kalau saja ia mau menerima klien lain juga. Bagi yang sudah berkeluarga, gig job juga menjanjikan, terutama yang memiliki keahlian spesialis.

Gig job untuk siapa?

Tapi, gaya kerja freelance bukan untuk semua orang. Pada dasarnya pekerja lepas adalah pengusaha yang harus siap menanggung risiko, misalnya bagaimana jika tidak mendapat project. Juga, tidak semua orang punya skill mumpuni yang dicari pemberi pekerjaan. Lagi pula, banyak orang terampil, bahkan berpengalaman, tidak nyaman memasarkan jasanya, bernegosiasi, serta bekerja penuh dedikasi dengan target pasti. Keharusan untuk terus meningkatkan diri juga bukan perkara ringan.

Untuk itu, sosok yang pas adalah pribadi dengan determination kuat, yakni tekad merampungkan apapun yang dibebankan padanya. Selain inovatif, ia harus punya etos kerja tinggi. Artinya, ia selalu bersedia berbuat lebih dari yang diminta. Sikap inovatif artinya peka terhadap masalah pihak lain dan mau berusaha keras mencarikan solusinya. Semua ini bisa diketahui para pemberi kerja. Bukankah kita sering diminta menilai pengemudi transportasi online yang kita pakai?

Memasarkan diri

Seorang freelancer harus pintar menjual jasanya. Pemberi kerja umumnya tertarik melihat portofolio, yakni daftar skills dan pekerjaan serta catatan sukses di masa lalu. Lebih baik lagi jika kamu bisa berbagi cerita tentang solusi yang pernah kamu berikan kepada klien-klien lama. Gunakan testimoni untuk mendukung pernyataanmu. Tunjukkan bahwa kamu adalah freelancer terbaik di bidangmu dan apa yang membedakanmu dari orang lain.

Yang cukup menantang adalah cara menampilkan layanan dan keunikan dirimu. Linkein, Medium, blog pribadi dan media sosial adalah sarana efektif untuk ‘unjuk kemampuan’. Untuk memanfaatkannya butuh skill tersendiri.

Freelancer kreatif umumnya menampilkan dirinya dengan cara unik tapi jelas. Joe Mullich tidak menyebut dirinya ‘Writer’, melainkan ‘Story Teller, Specializing in Words, Compellingly Arranged’. Jessica Greene tidak menulis ‘Computer Programmer’ pada akun Linkedin nya, melainkan sangat spesifik, yakni ‘B2B SaaS Writer and On-Page SEO Specialist’. Pada laman depan website illustrator Emmeline Pidgen, orang langsung melihat aneka desain ilustrasi karyanya. Ia juga menampilkan videonya di Youtube.

Screen Shot 2019-11-16 at 14.07.37

Selain memamerkan karya secara online, beberapa freelancer melakukan hal lain untuk menarik klien potensial. Ada yang menawarkan diskon khusus, free trials, atau free e-book. Ada juga yang menawarkan layanan gratis kepada organisasi sosial tertentu. Hasil kerjanya dipakai untuk menguatkan portofolio dan menambah testimoni.

Mendapatkan klien pertama

Bagi freelancer pemula, mencari klien pertama adalah pengalaman ‘mencekam’, apalagi yang tadinya terbiasa dapat gaji tetap. Tidak jarang seorang pemula harus mengirim belasan proposal ke berbagai pihak, tanpa jaminan dapat project. Setelah menangani beberapa klien umumnya strategi seorang freelancer makin sempurna.

Luisa Zhou, seorang penulis untuk GrowthLab, awalnya masuk ke berbagai grup Facebook tempat para klien potensial berkomunikasi. Ia membagikan berbagai tips dan tulisan, serta menjawab aneka pertanyaan seputar periklanan. Dari sini Zhou mendapat kontrak pertamanya sebesar $ 5000 dari seorang perempuan yang perlu bantuan untuk program iklannya.

Membantu seseorang di forum online, menjawab aneka pertanyaan orang di situs seperti Quora, atau memberi komentar inspiratif di medsos termasuk strategi mendapat klien pertama. Ini semacam iklan gratis untuk menunjukkan “Ini lho kehebatanku”.

Meskipun tidak sederhana, umumnya susunan proposal seorang freelancer mencakup 3 hal berikut.

Identifikasi masalah

  • Sebutkan masalah yang dihadapi klien, kebutuhannya, serta sasaran yang harus dicapai. Sebutkan dampak masalah ini bagi kinerja dan laba perusahaan, dan apa yang bisa kamu lakukan untuk membantunya.

Tawaran solusi

  • Sebutkan solusi yang kamu tawarkan, strategi untuk mecapainya, rencana aksi serta mengapa kamu orang yang pas untuk pekerjaan ini.

Fee dan jadwal pelaksanaan

  • Selain menawarkan solusi, sampaikan juga urutan dan jadwal pelaksanaannya, komponen biaya dan fee, waktu pembayaran dan seberapa cepat pekerjaan akan selesai.

Seperti bisnis lainnya, freelancer perlu menjalin relasi dengan berbagai pihak (networking) secara offline. Networking dengan freelancer lain, khususnya di sektor industri yang sama, bisa saling menguntungkan. Mereka bukan pesaing. Caranya bisa dengan menghadiri acara meet up, seminar, atau bekerja di co-working space yang banyak freelancer nya. Menjadi bagian dari team independent contractor besar bisa juga dijadikan langkah awal agar dikenal perusahaan pemberi kerja.

Menjaga tetap produktif

Bekerja dengan target dan deadline adalah gaya hidup freelancer. Kegagalan menyelesaikan tepat waktu langsung berdampak pada income dan reputasi. Apalagi kalau hasil kerjanya berantakan. Tantangan utama pekerja lepas adalah menjaga disiplin kerja. Ini lebih sulit dilakukan kalau ia menetap di tempat menarik seperti Bali, Phuket di Thailand, atau Firenze di Italia.

Namun sukses demi sukses merampungkan project akan membuat portofolio makin kinclong. Pujian dari pemberi kerja akan menaikkan kelas si pekerja lepas. Tarif pun meningkat, begitu juga jumlah perusahaan yang mencarinya. Pendek kata, sukses seorang pekerja lepas ditentukan dirinya sendiri, bukan atasan, teman, apalagi sodara.

Kalau menangani keluhan online seperti yang dilakukan anak muda Amerika di atas dibayar lumayan besar, bayangkan berapa yang diterima freelancer dengan keahlian khusus. Pekerja lepas yang menggarap gig di bidang business data analytics, desain produk otomotif atau mesin industri, atau investasi & keuangan tentu dibayar berkali lipat lebih besar. Apalagi kalau ia mengerjakan beberapa project sekaligus dari klien berlainan.

Untuk meningkatkan daya tawar, freelancer perlu terus meningkatkan diri, baik di bidang yang digelutinya maupun dalam hal mengelola bisnisnya. Yang tak kalah penting adalah berusaha membuat karya di luar project nya. Contohnya, seorang penulis lepas akan lebih dihargai kalau ia, misalnya, menjadi kontributor untuk koran atau blog ternama, menerbitkan buku inspiratif, atau meluncurkan serial podcast gratis yang didengarkan banyak orang.

Ternyata tidak mudah jadi freelancer. Tapi imbalannya bisa sangat memuaskan. Banyak freelancer dipercaya perusahaan besar sehingga tidak pernah kehabisan project. Bahkan mereka sering menangani beberapa project sekaligus. Dari sisi income, penghasilan mereka jauh lebih besar dibanding karyawan tetap. Tidak aneh kalau dalam waktu 11 bulan Luisa Zhou yang disebut di atas bisa meraup pendapatan 1,1 juta dollar.

Selain uang, jam kerja fleksibel memungkinkan mereka menikmati work-life balance. Mereka bisa menjalani hobi atau minat lain, atau menyisihkan cukup waktu untuk orang yang mereka sayangi. Mereka dapat melakukan hal-hal yang tak pernah terbayangkan oleh orang biasa, seperti misalnya tinggal beberapa bulan atau beberapa tahun di wilayah atau negara lain.

Kamu freelancer macam apa?

Setidaknya ada empat jenis freelancer atau pekerja lepas. Kalau kamu lebih suka bekerja sendiri sekalipun mampu menjadi pimpinan di sebuah perusahaan, kamu termasuk Free agentsCasual earners adalah orang dengan pekerjaan tetap, tapi menerima pekerjaan freelance untuk menambah income atau sekedar memenuhi dorongan kreatifnya.

Kalau kamu memilih bekerja freelance karena tidak mendapat pekerjaan tetap, kamu termasuk Reluctant gig workers. Umumnya dunia freelance akan dilepas ketika sudah dapat pekerjaan tetap. Terakhir adalah Financially strapped contract workers, yakni freelancer karena ‘kepepet’, bukan karena pilihannya. Umumnya karena income utamanya tidak mencukupi kebutuhan.

Melongok ke depan

Menurut konsultan manajemen terkemuka, Accenture, freelance adalah gaya hidup masa depan. Prediksinya, dalam 10 tahun ke depan akan muncul the new Global 2000, sebutan untuk 2000 perusahaan terbuka yang tidak punya pegawai tetap selain C-suite (sebutan untuk posisi direksi seperti CEO, CFO, COO dan CIO).

Perusahaan seperti ini hanya dijalankan oleh para pemilik, dewan direksi (C-suite officers), talent hunter (pemburu SDM unggul), staf dengan jam kerja fleksibel, dan para pekerja lepas. Samsung memperkirakan di tahun 2020, 40% pekerja di seluruh dunia adalah pekerja lepas.

Banyak orang bisa memetik manfaat dari gaya hidup Gig Economy. Sepertinya cara kerja seperti ini bisa memberi solusi bagi pelajar atau mahasiswa yang ingin cari tambahan uang saku atau hidup mandiri. Atau siapapun yang merasa nyaman dengan cara kerjanya. Namun sebagai karier jangka panjang, cara kerja ini hanya bisa menjamin kalau kamu punya keahlian khusus yang tidak banyak di pasaran tenaga kerja. Apakah Gig Job cocok buat kamu? Hanya kamu yang bisa menjawab.

 

Sumber:

Oppong, Thomas, “Working in the Gig Economy: How to thrive and succeed when you choose to work for yourself”, Kogan Page Limited, UK and USA, 2019.

 

Ads 2-04

About the author

Budi Prasetyo

Budi Prasetyo

Budi Prast adalah Founder jurusanku.com. Selain aktif melakukan penelitian di bidang pendidikan, bersama Ina Liem ia menulis “7 Jurusan Bergaji Besar”, "Kreatif Memilih Jurusan", dan "Majors for the Future". Minat utamanya meliputi pendidikan, data analytics, dan design thinking. Ia juga salah seorang Kontributor Kompas KLASS untuk rubrik #baca.

1 Comment

Click here to post a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*