Success Tips

Diincar Perusahaan Berkat SOCIAL MEDIA

social media

Cari kerja memang susah. Tapi tahukah anda bahwa perusahaan juga kesulitan mencari karyawan idaman? Social Media bisa menjadi solusi dari kedua masalah ini.

linkedin-unified-search

Curi Perhatian

Ketika jumlah sarjana masih sangat sedikit, mencari pekerjaan bukan masalah sulit. Tapi ketika jumlah sarjana sudah sangat membeludak (jutaan), para pencari kerja butuh cara jitu agar ‘diperhatikan’ perusahaan. Mengirim lamaran dan resume saja sudah tidak memadai. Mengapa? Keunikan dari setiap orang tidak cukup ditampung oleh 2 – 3 halaman resume.

Di abad ini, social media bisa menjadi alat pengungkit yang menempatkan seseorang di posisi menonjol, yang mudah dilihat oleh perusahaan. Karena kemampuannya menampung banyak informasi, social media menjadi personal marketer yang sangat tangguh.

Alat Pengungkit Populer

Jenis-jenis social media yang populer saat ini misalnya LinkedIn, Twitter, Facebook Fan Page, Pinterest, Tumbler, Google+, YouTube, Behance, dan masih banyak lagi.
Di antara macam2 social media ini, yang paling banyak dilirik oleh perusahaan saat ini adalah LinkedIn. Siani Setiawati, Head of People Development (Direktur HRD) dari sebuah perusahaan multinasional di Jakarta, mengaku lebih sering mendapatkan karyawan idaman melalui LinkedIn.

Ada tiga hal yang menjadi pertimbangan utama Siani dalam memilih karyawan melalui LinkedIn, yaitu job title, industri, dan jenis perusahaan. Sedangkan untuk mencari kandidat yang lebih ‘high profile’, beberapa perusahaan menggunakan situs head hunter Monster.com.

Pengakuan Pengguna 

Nah, bagaimana dengan sarjana yang belum punya pengalaman kerja? Sherly Jessica, mahasiswa semester 7 jurusan DKV di Surabaya, tidak menunggu hingga lulus kuliah untuk membangun social media. Dia sudah memiliki Facebook Fan Page sejak di semester enam.

Di www.facebook.com/linkyouridea  karya-karya desainnya ditampilkan dan mendapat tanggapan dari ratusan orang. Profile LinkedIn nya yang baru berusia 3 bulan, sudah menghasilkan 2 tawaran pekerjaan. Padahal Sherly tidak pernah melamar ke sana.

Belum banyak mahasiswa yang menempuh strategi ini selagi kuliah. Di pasar tenaga kerja yang sudah sangat ‘berisik’ ini, Sherly sudah menempuh cara yang ‘out of the box’ untuk mendapat perhatian profesional di bidangnya.

Namun, memiliki social media saja belum cukup. Menurut Sherly, agar diperhatikan, kita harus aktif meng-update social media kita. Bahasa yang digunakan pun harus disesuaikan dengan target audience. Kalau kita menggunakan bahasa alay, tentunya kita akan menarik orang-orang dari kelompok tersebut. Kalau kita ingin dibaca oleh para profesional, tentu bahasa profesional yang harus digunakan.

Sementara itu Donny Gunadi, seorang profesional di bidang telekomunikasi di Jakarta, tampil sangat meyakinkan di profil LinkedIn nya. Banyak rekomendasi dan testimonial yang dia dapatkan dari koneksinya. Tidak mengherankan Donny sudah mendapatkan 8 tawaran posisi dan gaji yang menggiurkan, bahkan semua tawaran ini datangnya dari perusahaan di luar negeri.

Invest Your Time

Facebook, Twitter, LinkedIn, dan lain-lain memang merupakan alat yang canggih dan ekonomis untuk ‘menjual diri’ kita. Akan tetapi, hasilnya tidak akan maksimal apabila kita tidak menguasai strateginya. Kita harus meng”investasikan” waktu secara khusus untuk mempelajari dan menemukan format yang pas bagi keperluan kita sendiri.

Ads 2-04

About the author

Ina Liem

Ina Liem

Ina Liem sudah belasan tahun berkecimpung di dunia pendidikan, terutama pendidikan di luar negeri. Ia telah memberi konsultasi, seminar, dan presentasi di hadapan puluhan ribu pelajar dan orang tua murid di banyak kota dan di beberapa negara tetangga. Selain menjadi Kontributor rubrik EDUKASI di KOMPAS KLASS, Ina adalah penulis (author), pembicara (public speaker), dan Certified Career Direct Consultant.

Add Comment

Click here to post a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*