Kompas Articles

Belajar Solusi dan Keindahan
di “Ibukota” Desain Dunia

domus2
(Artikel karya Ina Liem tentang program Master untuk Desain ini terbit di Kompas KLASS, Jumat 27 Februari 2015 sepanjang dua halaman. Selamat membaca)

Jurusan desain sering dianggap sepele, padahal aktivitas manusia sejak bangun pagi sudah bersinggungan dengan produk rancangan desainer. Bahkan, banyak masalah sehari-hari yang bisa diselesaikan dengan desain.

Tugas utama desainer bukanlah menggambar, melainkan mencari solusi dan memecahkan masalah sehingga membuat hidup lebih mudah dan nyaman. Oleh karena itu, pendidikan desain harus mengutamakan cara berpikir inovatif dan sekaligus konseptual. Salah satu lembaga pendidikan tersebut di Eropa adalah Domus Academy, sekolah pascasarjana desain pertama di Italia yang oleh berbagai majalah bergengsi antara lain Business Week dinobatkan sebagai salah satu sekolah desain terbaik di dunia.

Kampus yang berdiri sejak 1983 ini membuka 12 macam program master di bidang desain. Yang menarik antara lain Product Design, Car & Transportation Design, dan Fashion Management. Ada dua program pendidikan lain yang belum banyak ditawarkan institusi lain yaitu Luxury Brand Design dan Business Design.

Luxury Brand Design dirancang dari fakta bahwa merek-merek produk kelas atas memerlukan manajer berkemampuan khusus. Manajer tersebut harus punya visi tentang sektor industri barang mewah secara global, tangguh sebagai manajer dan marketer, serta mampu menangani aspek inovasi berikut semua dinamikanya. Untuk itu, salah satu materinya adalah strategi mengomunikasikan luxury and excellence.

Kemampuan komunikasi mutlak dimilik seorang desainer untuk mempresentasikan konsep sebuah desain
Kemampuan komunikasi mutlak dimilik seorang desainer untuk mempresentasikan konsep sebuah desain

Program pendidikan ini ditujukan bagi sarjana bidang kreatif, bisnis, maupun ilmu sosial yang ingin mendalami bidang marketing dan manajemen di sektor kelas premium. Peluang kariernya antara lain sebagai product manager, brand manager, marketing manager, communication manager, dan konsultan di perusahaan penyedia produk dan layanan gaya hidup.

Sementara itu, program Master of Business Design ditujukan bagi sarjana yang ingin mempertemukan kreativitas dengan pola pikir bisnis dan kewirausahaan melalui pendekatan multidisiplin ilmu.

Selain membentuk kompetensi untuk meraih posisi senior antara lain design director dan creative director, mahasiswa bisa menduduki posisi project manager di sektor desain, makanan, pariwisata, media, bisnis sosial, dan lembaga-lembaga kebudayaan. Materi kuliahnya antara lain Entrepreneurship through Design, Design Management and Design History, dan the Italian Approach to Design Business.

Setiap project harus dipresentasikan.
Setiap project harus dipresentasikan.

Berwawasan industri

Berakar kuat pada kultur Italia, Domus Academy merupakan penghubung antara budaya desain, fashion, dan manajemen. Wajar jika 90 persen kurikulumnya diajarkan melalui berbagai tugas (project) secara intensif.

Sejak awal zaman Renaissance di abad XIV, industri kreatif Italia telah berkembang menjadi salah satu yang paling berpengaruh di dunia. Produk-produk bertuliskan “Made in Italy” dipercaya memiliki kualitas yang baik.

Sejak awal, Domus telah menarik minat mahasiswa berbagai bangsa. Selain mahasiswa lokal, mahasiswa Domus berasal dari negara Asia, misalnya Jepang dan Korea, Amerika Utara dan Selatan, Eropa Barat dan Eropa Timur, Australia dan Timur Tengah.

Keanekaragaman budaya ini menjadi keunggulan Domus karena bisa memperkaya pertukaran gagasan yang dinamis dan pergulatan intelektual yang sehat. Banyak mahasiswa Domus yang mendapat penghargaan di berbagai lomba internasional, seperti ITS, Next Generation/Milan Fashion Week, Vogue Talents, Who’s on Next, Red Dot Award, dan Samsung Young Design Award.

Domus Academy terletak di tengah industri kreatif di Milan
Domus Academy terletak di tengah industri kreatif di Milan

Koneksi

Salah satu indikator mutu sekolah desain adalah relasi dengan industri. Semua dosen di Domus adalah praktisi dari industri. Tak heran, tugas-tugas kuliahnya adalah project sesungguhnya dari perusahaan terkemuka Italia dan internasional. Sebut saja Maserati, Motorola, Swarovski, Versace, Bayer, P&G, Adidas, Fiat, Tommy Hilfiger, BMW Design, De Beers, dan Trussardi.

Lokasi kampus juga sangat menunjang. Milan adalah salah satu pusat desain dunia yang akan menggugah kreativitas. Dikepung hiruk-pikuk industri kreatifnya, mahasiswa seolah disodori peluang untuk terlibat di berbagai event internasional, sebuah kesempatan yang jarang dimiliki sekolah desain pada umumnya.

Bahkan, World Expo yang diadakan setiap 5 tahun sekali, pada 2015 ini akan diadakan di Milan, dengan perkiraan lebih dari 20 juta pengunjung akan berdatangan dari seluruh dunia. Mahasiswa Domus sibuk mengantisipasi permasalahan yang bakal timbul, termasuk transportasi.

Hal yang paling dinanti-nanti para mahasiswa adalah kesempatan magang di perusahaan bergengsi. Rasanya tidak terlalu sulit mendapatkan tempat magang di tempat keren. Lebih dari 3.000 alumni Domus bekerja sebagai desainer di Nokia, Whirlpool, Frog Design, LG Electronics, Gucci, Microsoft, Unilever, Samsung, Giorgio Armani, Max Mara, Ford Motor Company, IDEO, dan banyak korporasi internasional lainnya.

Dekorasi dinding di kampus Domus karya Olimpia Zagnoli
Dekorasi dinding di kampus Domus karya Olimpia Zagnoli

Dengan reputasinya ini, tidak berlebihan jika FRAME memilih Domus di antara 30 sekolah desain interior, arsitektur, desain produk, dan fashion terbaik dunia untuk tahun 2012, 2013 dan 2014. FRAME adalah majalah desain terkenal berbasis di Belanda yang dibaca di 77 negara dan dicetak dalam bahasa Inggris, Tiongkok, Korea, dan Turki.

PRAKTIK, PRAKTIK, dan PRAKTIK

Program master di Domus Academy terbilang singkat. Durasinya hanya 10 bulan, tetapi sangat intensif. Mata kuliah berwujud teori hanya diberikan selama 1 bulan pertama dan tiap program studi mendapat topik-topik yang berlainan.

Contohnya, pada program studi Product Design, teori yang diajarkan adalah History and Culture of Design. Mahasiswa diajak mengenal evolusi materi dan inovasi, dan komunikasi dalam proses desain. Kemudian desain dihadapkan dengan masalah kemanusiaan, pemasaran, sustainability, dan strategi dalam desain kontemporer.

Uniknya, materi yang diajarkan bukan teori textbook. Semua dosen yang dihadirkan adalah praktisi industri kreatif. Mahasiswa diajak berpikir dan berdiskusi dengan skenario yang sesungguhnya untuk melihat berbagai permasalahan dan tren yang ada.

Hasil kolaborasi Fitorio Leksono bersama perusahaan furnitur Castelli (foto: Fitorio Leksono)
Hasil kolaborasi Fitorio Leksono bersama perusahaan furnitur Castelli. Produk ini dipamerkan di Milan Design Week 2013 (foto: Fitorio Leksono)

Salah satu alumni Master of Product Design dari Indonesia, Fitorio Leksono, mengaku belajar banyak selama 1 bulan pertama ini. Jebolan Desain Produk ITB, Bandung, ini belajar bagaimana memetakan persoalan, membaca market, dan melihat potensi yang dimiliki klien. Ini sangat membuka wawasannya tentang dunia desain dan inovasi yang semakin tidak mengenal batasan antardisiplin ilmu.

Pelatihan

Setelah diajak mengenal berbagai permasalahan, latar belakang, dan tren, tiba saatnya tahapan praktik melalui empat macam workshop berturut-turut. Mahasiswa dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil berisi 3 hingga 4 orang dipimpin seorang project leader yang merupakan praktisi di industri kreatif.

Dalam workshop tersebut, sebagaimana diutarakan Fitorio, mahasiswa mendapat kesempatan berkolaborasi dengan empat perusahaan ternama yaitu Gufram, BLM, Castelli, dan Repower. Mahasiswa dihadapkan pada masalah nyata yang dihadapi perusahaan tersebut.

Alumnus Product Design lainnya dari Domus Academy adalah Ivana Stacia. Ia sangat beruntung mendapatkan Ivan Pedri sebagai project leader pada salah satu workshop-nya. Pedri termasuk dalam tim desainer Jawbone Wristband, produk gelang kesehatan yang bisa memonitor kesehatan manusia. Pedri juga dikenal sebagai concept designer untuk Dell Latitude Notebook.

Fitorio Leksono dan teman satu team dari berbagai bangsa (foto: Fitorio Leksono)
Fitorio Leksono dan teman satu team dari berbagai bangsa (foto: Fitorio Leksono)

Pada workshop yang digawangi Pedri, Ivana bersama grupnya mendesain ponsel khusus pendeteksi kesehatan dari jarak jauh. Kita tahu ikatan kekeluargaan orang Italia sangat erat. Meskipun umumnya orangtua tidak tinggal bersama anak mereka, banyak anak sangat perhatian akan kesehatan orangtua mereka. Dari sinilah konsep ponsel ini dihadirkan sebagai solusi. Anak bisa memonitor kadar gula, tekanan darah, atau temperatur orangtua mereka sembari mengobrol di telepon.

Setelah merampungkan empat workshop yang masing-masing berdurasi 1 bulan bersama grup dan project leader yang berbeda-beda, mahasiswa diberi kesempatan magang selama 2 bulan. Berhubung Kota Milan bagaikan belantara industri kreatif, tidak sulit bagi Domus untuk mencarikan tempat magang bagi mahasiswanya. Bahkan, untuk urusan ini, pihak kampus berani menjamin 100 persen.

 

Ina Liem

Author and CEO Jurusanku

@InaLiem

 

@kompasklass #edukasi

Ads 2-04

About the author

Ina Liem

Ina Liem

Ina Liem sudah belasan tahun berkecimpung di dunia pendidikan, terutama pendidikan di luar negeri. Ia telah memberi konsultasi, seminar, dan presentasi di hadapan puluhan ribu pelajar dan orang tua murid di banyak kota dan di beberapa negara tetangga. Selain menjadi Kontributor rubrik EDUKASI di KOMPAS KLASS, Ina adalah penulis (author), pembicara (public speaker), dan Certified Career Direct Consultant.

Add Comment

Click here to post a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*