(Ini adalah bagian kedua dari artikel tulisan Ina Liem tentang jurusan Podiatry yang dimuat di Kompas KLASS, Jumat 19 Juni 2015. Bagian pertama artikel ini bisa dibaca disini.)
Banyak anak muda Indonesia yang berminat pada dunia kesehatan. Sayangnya, mereka kekurangan informasi tentang berbagai macam profesi di dunia kesehatan selain profesi dokter.
Ini meninggalkan kekosongan keahlian sehingga banyak peluang di bidang kesehatan bisa saja diisi tenaga kerja asing. Contohnya, klinik podiatry pertama di Indonesia didirikan oleh orang dari Australia pada 2005.
Melihat peluang yang belum banyak dilirik orang ini, Ria Kartika memutuskan menempuh program Bachelor of Podiatry di QUT setamat SMA tahun 2012 dari SMAK 7 BPK Penabur, Jakarta.
Menurut Ria, bidang ini belum berkembang di Indonesia. Masalah kaki masih sering diabaikan. Bahkan, beberapa orang yang Ria temui mengakui, cukup sulit untuk berobat masalah kaki seperti flat foot (kaki datar) atau masalah lainnya. Oleh sebab itu, banyak yang berobat ke luar negeri.
Mata kuliah yang dianggap paling menantang oleh Ria adalah Podiatric Medicine, yang dipelajari dari tahun kedua hingga keempat. Mahasiswa belajar penerapan dari anatomi, pharmacology dan gait study (analisis cara berjalan manusia), serta biomechanical study. Semua ini dijadikan satu dan diterapkan dalam klinik.
Dosen di mata kuliah ini selalu menekankan, walau mahasiswa podiatry menangani masalah pinggul ke bawah, sesungguhnya mereka menangani “seseorang” secara keseluruhan, bukan hanya kakinya.
Sejak semester IV, mahasiswa Bachelor of Podiatry dipercaya bertemu pasien untuk menangani masalah mendasar. Pengalaman pertama selalu berkesan karena perasaan bersemangat dan cemas bercampur jadi satu. Ria masih ingat betapa mendebarkan saat berbicara dengan pasien pertamanya. Beruntung, mahasiswa selalu ditugaskan berpasangan agar bisa saling membantu. Karena jumlah mahasiswa di satu angkatan kurang dari 60 orang, jadi mereka saling kenal.
Selama liburan musim panas mahasiswa juga mengikuti summer clinic. Dari pengalaman klinik ini, mahasiswa belajar langsung menemui pasien dengan berbagai masalah sehingga setiap hari selalu ada hal baru yang dipelajari.
Untuk membaca bagian pertama dari artikel ini, baca “Mendalami Ilmu Seputar Kaki”.
Ina Liem
Authir and CEO Jurusanku
@InaLiem
@kompasklass #edukasi
Add Comment