Pada 10 Oktober 2015 lalu tim Jurusanku berkunjung ke acara Open House di Swiss German University di BSD, Tangerang. Berbagai karya mahasiswa dipamerkan di sana. Di antara 11 Bachelors Degree Programs, empat di antaranya menarik disimak, yaitu jurusan Mechatronics, Pharmaceutical Engineering, Biomedical engineering, dan Sustainable Energy & Environment.
Stan Mechatronics persis berada di pintu masuk dan cukup mencolok karena beberapa robot dipajang di atas meja. Jurusan yang berurusan dengan penciptaan robot dan mesin otomasi ini menggabungkan dua bidang studi, yaitu mechanical engineering dan computer science. Aplikasinya sangat bervariasi, antara lain untuk bidang industri pabrik, otomotif, alat rumah tangga (home appliances), dan banyak lagi.
Karya pertama yang langsung menarik perhatian adalah robot beroda enam yang mampu bergerak mengikuti garis sesuai gambar yang ditangkap kamera kecil di atasnya. Selain merakit kerangka dan mekanisme geraknya, robot ini dikendalikan oleh rangkaian elektronik yang dilengkapi PLC (Programmable Logic Controller) yang jadi ‘otak’nya. Karya Brilly, pembuatnya yang baru lulus tahun 2015, kedepan bisa diaplikasikan untuk berbagai keperluan, termasuk membantu manusia menangani bencana alam.
Yang tak kalah menarik adalah robot untuk ‘automatic sorting’. Idenya dari project bersama Astra Motor yang saat itu memerlukan robot yang mampu menyortir cetakan ‘bushing’ untuk kendaraan bermotor. Dengan alat ini, produk bisa disortir sesuai ukuran yang dikehendaki agar produk yang tak sesuai standar otomatis akan masuk ke tempat terpisah. Kecepatan sortirnya per menit sudah memenuhi standar industri. Karya ini dibuat oleh salah satu mahasiswa semester 7 jurusan Mechatronics.
Beberapa produk lainnya adalah robot dua kaki yang bisa melakukan gerakan ‘split’ dan menari tanpa terjatuh, sebuah Quadcopter 4 baling-baling, serta robot beroda yang arah gerakannya diatur oleh sensor gelang di lengan pengendalinya. Sekalipun tampak sederhana, robot-robot ini masih berpotensi untuk ditingkatkan kecanggihannya.
Stan berikutnya yang langsung mencuri perhatian adalah milik prodi Pharmaceutical Engineering. Di Indonesia ini termasuk jurusan langka. Kalau prodi Farmasi membekali lulusannya untuk menjadi apoteker, meracik obat resep dokter dan mengepalai apotek, prodi Pharmaceutical Engineering melahirkan sarjana dengan keahlian yang berbeda.
Pharmaceutical Engineering sejatinya adalah kombinasi antara Teknik Kimia dan Ilmu Farmasi. Jadi ilmunya soal bagaimana merancang pabrik farmasi (obat-obatan), serta mengatur pelaksanaan produksinya agar efisien dan memenuhi standar dunia kesehatan.
Kalau jurusan Farmasi bergelut dengan racikan obat untuk keperluan orang per orang, di prodi ini mahasiswa belajar memproduksi obat tertentu dalam skala ribuan atau bahkan jutaan satuan, baik tablet, bubuk, maupun cair. Meskipun berorientasi pabrik, mahasiswa harus mengenakan jubah lab warna putih dan bergelut dengan peralatan berukuran besar seperti blender untuk mencampur bahan obat, alat pencetak tablet, dan sebagainya.
Lain halnya dengan jurusan Biomedical Engineering. Jurusan ini mempelajari teknik perancangan dan pembuatan aneka alat-alat kedokteran dan kesehatan. Jadi selain mempelajari sedikit ilmu kedokteran, sisi teknik (engineering) nya juga dipelajari. Cukup banyak alat yang di pamerkan, salah satunya alat pengukur tekanan darah (tensimeter) yang sudah dikembangkan menjadi digital device yang bisa mengukur tensi darah lebih cepat dan lebih akurat.
Jurusan Sustainable energy & environment, atau bisa juga diartikan sebagai prodi energi yang berkelanjutan dan ramah lingkungan, ditawarkan sebagai bentuk keprihatinan terhadap sumber energi dunia yang tidak terbarukan dan mengotori lingkungan. Berbagai jenis energi masa depan dipelajari di sini seperti misalnya bahan bakar nabati yang berasal dari tumbuhan, bahan bakar hidrogen, tenaga angin dan tenaga surya. Para lulusannya diharapkan dapat mengembangkan energi terbarukan seiring dengan ambisi berbagai pemerintah di dunia untuk semakin mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil yang kotor dan tidak terbarukan.
Untuk informasi lebih mendalam, keempat jurusan di atas akan dibahas pada kesempatan lain. Untuk sementara, silakan ajukan pertanyaan di kolom komentar di bawah ini. Semoga dengan makin banyaknya ahli di bidang-bidang ini, makin banyak pula posisi penting dipegang oleh bangsa sendiri, khususnya di era MEA.
(Team JURUSANKU)
Halo Jurusanku,
It’s me Brilly. Thank you for the writing. It really describes what we, mechatronics engineers have done during our study in Swiss German University
Dimana saja ada jurusan mekatronik di Indonesia? And kampus SGU tepat nya dmna ya?
Kampus SGU ada di Serpong, persis berseberangan dengan Aeon Mall dan tidak jauh dari Indonesia Convention & Exhibition (ICE).
Halo JurusanKu.
Boleh minta informasi mengenai Bachelor Degree Program di Swiss German University, apakah lulusan O level dapat mengikuti program ini?
Mereka hanya menyebut harus lulus SMA.
Tolong dijabarkan pula mata kuliah tiap2 jurusan. Supaya lbh jelas. Tks
Kurikulum Mechatronics bisa dilihat di sini.
Kurikulum Sustainable Energy ada di sini.. Dan ini kurikulum untuk Pharmaceutical Engineering.