Kian hari kian banyak orang mengeluh layanan bandara kita.
Ini adalah bagian II dari artikel Ina Liem tentang Jurusan Aviation (Penerbangan) yang dimuat di Kompas Klass Jumat 20 Desember 2013. Disini topik utamanya adalah jurusan Manajemen Penerbangan dan Bandara.
Di antara ratusan bandara di Indonesia, belum ada satu pun yang masuk jajaran 100 bandara top dunia menurut survei konsultan penerbangan Skytrax 2013. Sementara itu, tetangga kita, Singapura, Malaysia, dan Thailand sudah bertengger di posisi atas.
Permasalahan seputar bandara di Indonesia semakin mencuat akhir-akhir ini. Tidak hanya masalah keterlambatan lepas landas dan antrean mendarat, banyak masalah lain seperti listrik mati, ruang tunggu yang penuh sesak, kembali maraknya calo dan angkutan liar, serta pasokan taksi yang sering terlambat.
Tak perlu heran. Di Bandara Juanda saja, total penumpang per tahun sudah mencapai 15,3 juta, sementara kapasitasnya hanya 6,5 juta penumpang. Di Bandara Soekarno-Hatta, ada lebih dari 1.000 penerbangan dan 150 ribu penumpang tiap hari. Akibatnya, untuk mendarat pun, pesawat harus mengantre. Bahkan, tak jarang pesawat harus berputar-putar selama 30 menit menunggu giliran mendarat. Selain membuat para pilot stres, hal ini mengakibatkan pemborosan bahan bakar.
Mesti diakui, masih banyak bandara kita yang belum dikelola maksimal. Ada wacana, pemerintah akan membuka pintu bagi asing untuk mengelola bandara dengan kepemilikan 100 persen. Kalau tidak siap dengan tenaga ahlinya, tidak mustahil banyak bandara di daerah wisata yang strategis akan “dikuasai” asing dan kita hanya jadi penonton di negeri sendiri.
Untuk kebutuhan seperti ini, Massey University di Selandia Baru adalah tempat ideal untuk belajar pengelolaan bandara. Massey menawarkan program Bachelor in Aviation Management, Master of Aviation, dan bahkan sampai jenjang doktor. Program Bachelor of Aviation Management berdurasi 3 tahun. Ada empat hal utama yang wajib dipelajari yaitu Human Factors, Research Methods, Management, dan Air Safety Investigation.
Tentu saja ilmu-ilmu dasar penerbangan harus dikuasai, seperti fisika, basic accounting, statistik, dan mikroekonomi. Namun, tidak sedikit mata kuliah terkait langsung dengan penerbangan dan pengelolaan bandara seperti aviation regulations, airline management, dan airport management.
Pada akhir masa studi, tersedia lima pilihan bidang peminatan, yaitu General Aviation, Airport & Airline Management, Logistics & Supply Chain Management, Security Studies, dan Special Topic yang bebas dipilih asalkan mendapat persetujuan dari Head of School.
Peminatan Airport & Airline Management sangat relevan untuk menangani operasi sehari-hari, mengatasi permasalahan seputar bandara, dan mengelola maskapai penerbangan. Di bidang peminatan ini, mahasiswa akan belajar mulai dari perencanaan bandara, manajemen operasional, serta desain sistem lalu lintas udara.
Bagi yang peduli lingkungan dan ingin meminimalkan dampak industri penerbangan terhadap lingkungan, bidang peminatan General Aviation bisa jadi pilihan. Masalah seputar hukum dalam industri penerbangan serta investigasi keselamatan penerbangan juga dipelajari di sini.
Masih ada bidang yang tak kalah menarik. Bidang peminatan Security Studies mempelajari masalah keamanan di perbatasan, keamanan di bidang perdagangan, dan berbagai masalah mutakhir di bidang keamanan bandara.
Menariknya, pemegang gelar Bachelor of Aviation Management tidak hanya bisa bekerja di bandara. Salah satu kariernya yang menjanjikan adalah membuka bisnis konsultan penerbangan. Ada konsultan yang khusus di bidang pendidikan penerbangan dan berbagai kemampuan manajemen airport, ada pula yang khusus menangani sisi bisnis perusahaan penyewaan pesawat terbang.
Umumnya, para konsultan tersebut melayani perusahaan minyak atau industri otomotif. Ada pula konsultan penerbangan yang menyuplai pesawat untuk maskapai penerbangan baru. Mereka juga diminta membuat business plan, analisis rute penerbangan, atau studi kelayakan perusahaan penerbangan.
Presiden SBY telah mencanangkan rencana perbaikan infrastruktur, termasuk bandara, di seluruh Indonesia. Infrastruktur yang baik semestinya diserahkan kepada orang yang tepat. Dengan demikian, semoga tidak ada lagi bandara yang menempelkan kertas berisi jadwal penerbangan di jendela kaca kantor, ada lebih banyak toilet bersih, tidak ada lagi ternak yang lalu lalang di lapangan terbang, dan waktu terbang jadi lebih tepat waktu dan menyenangkan.
Ina Liem
Author and CEO JURUSANKU
@InaLiem
@kompasklass #edukasi
Baca artikel tentang Jurusan Penerbangan yang dimuat di Kompas KLASS pada hari yang sama.
[…] pendidikan sampai S1 adalah Massey University School of Aviation di Selandia Baru (silakan baca “Merindukan Bandara Yang Nyaman”). Lama pendidikan antara 3 – 4 […]