(Artikel ini dimuat di Jurusanku Infoletter edisi Kuliner pada rubrik OUTLIERS. Selengkapnya bisa dibaca di infoletter.jurusanku.com)
Banyak pelajar hanya fokus mencari nilai pelajaran.
Akibatnya potensi lain tak tergali sehingga langka prestasi. Padahal, prestasi di bidang apapun, selama positip, selalu bermanfaat bagi pembentukan watak.
Tamu kita kali ini masih kelas XI, tapi prestasi olahraganya menonjol. Di saat siswa lain sibuk mengejar nilai rapor, Fariz Alexander, siswa St. John Catholic School, BSD, Tangerang, mengejar apa yang jadi kelebihannya, dan mencetak prestasi. Simak obrolan ringan JURUSANKU dengannya.
Sejak kapan suka olah raga?
Sejak TK. Tiap sore papa mengajak main bola di rumah. Malah sempat ikut klub sepakbola.
Selain sepakbola?
Waktu SMP saya mulai aktif main basket dan masuk tim basket sekolah. Beruntung, guru olah raga di St. John adalah pelatih tingkat propinsi Banten. Berkat beliau saya disarankan masuk tim.
Bagaimana latihannya?
Cukup keras, tidak asal-asalan atau main-main. Ada targetnya. Pulang sekolah jam 3.30 sore, disambung latihan dari jam 4 sampai 7 malam. Meskipun berlatih 3 jam, saya enjoy aja. Pelatihnya pinter memotivasi. Banyak siswa sampai menganggap ‘basket is my everything’.
Gak capek?
Capek sih. Di klub seminggu latihan 3 kali, Rabu, Sabtu sore, dan Minggu pagi.
Di sekolah Selasa dan Kamis. Tapi karena sering menang, jadi semangat.
Fariz menang berapa kali?
Wah, banyak. Tim sekolah sering menang. Kalo di klub udah pernah menang di tingkat nasional mulai dari POPDA* hingga POPNAS.*
Selain basket, prestasi apa lagi?
Lompat tinggi, juara 2 pada Olimpiade Olahraga Siswa Nasional yang diadakan oleh Diknas. Oleh guru OR disuruh ikut. Padahal tidak ada ekstra kurikuler lompat tinggi.
Belajar dari mana?
Di pelajaran OR ada pelajaran lompat tinggi. Tapi saya banyak belajar sendiri dari Youtube, cuma seminggu sebelum lomba.
Bagaimana sikap orang tua soal pelajaran sekolah?
Saya pernah minta les pelajaran karena sempat bingung dengan logaritma. Mama saya tanya:”Kalau tanya temen bisa nggak?” Saya bilang “Ya bisa, sih.” Terus kata mama, “Ya udah, gak usah les aja ya.” Mama takut saya capek. Pernah mama tanya: “Sudah siap buat ulangan besok?” Ketika saya jawab ‘siap’, mama bilang, “Nonton, yuk.”
Orang sering bilang, “Temukan passionmu.” Ya, tapi itu baru langkah awal. Yang terpenting, apa yang sudah kamu lakukan dengan passionmu? Ayo, kembangkan potensi terbaikmu. Jangan cuma mimpi. Start now!
*POPDA (Pekan Olahraga Pelajar Daerah)
POWIL (Pekan Olahraga Pelajar Wilayah)
POPNAS (Pekan Olahraga Pelajar Nasional)
Add Comment