Ketika sedang berjalan di tempat umum pernahkah kamu merasa kesal karena terjebak di belakang orang yang berjalan sangat santai sehingga menutupi jalan? Atau pernahkah kamu ke supermarket di luar negeri? Bandingkan kecepatan kerja kasirnya dengan kasir di Indonesia.
Prof Richard Wiseman, bekerja sama dengan the British Council, melakukan riset tentang pace of life di pusat kota di 32 negara dengan cara memperhatikan dan menghitung seberapa cepat pejalan kaki berjalan di keramaian.
Dari risetnya, ditemukan bahwa Singapura, Copenhagen, Madrid, Guangzhou adalah kota dengan pace of life tercepat. Sedangkan Blantyre dari Malawi adalah kota dengan pace of life paling lambat, alias orangnya relatif bergerak lamban.
Selain Prof Wiseman, ada peneliti lain yang sudah lebih dulu meneliti perihal ini, yakni Prof Robert V. Levine. Professor yang besar di kota New York ini melakukan riset dengan judul The Pace of Life in 31 Countries .
Dalam penelitiannya, Prof Levine menggunakan 3 indikator utama yaitu kecepatan berjalan rata-rata di pusat kota, kecepatan pegawai pos menyelesaikan pekerjaan sederhana, dan seberapa akurat jam yang ada di area publik daerah tersebut.
Hasilnya, secara keseluruhan negara yang pace of lifenya tercepat adalah Jepang, disusul negara-negara Eropa Barat. Sebaliknya negara yang pace of lifenya paling lambat adalah negara yang ekonominya sedang berkembang (bukan negara maju).
Lalu apa yang salah dengan berjalan lambat? Dan apa sebenarnya pace of life itu?
Jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, pace of life artinya laju atau irama kehidupan, yaitu seberapa cepat kamu melakukan aktivitas sehari-hari, seperti berjalan atau menyelesaikan suatu pekerjaan.
Dari dua penelitian di atas disimpulkan pace of life tinggi didominasi negara-negara maju, sedangkan negara berkembang atau negara tertinggal memiliki tingkat pace of life rendah. Berarti irama kehidupan berhubungan erat dengan tingkat ekonomi atau maju tidaknya suatu negara.
Di tingkat individu, temuan ini bisa berarti orang dengan pace of life cepat punya peluang maju lebih besar dibanding yang pace of lifenya lambat. Mereka yang bergerak cepat terbiasa menyelesaikan pekerjaan dengan cepat dan tidak membuang waktu untuk hal sepele.
Jadi kalau kita mau cepat maju, ayo berjalan lebih cepat. Mari kita selesaikan pekerjaan secepatnya. Ngobrol, bergosip dan update status di sosmed ditunda dulu setelah kerjaan selesai ya.
Quote:
“It is not enough to be busy; so are the ants. The question is: What are we busy about?”
-Henry David Thoreau-
Add Comment