“Necessity is the Mother of All Inventions.” Orang percaya bahwa masalah adalah sumber inspirasi dari berbagai temuan. Inilah yang tepatnya dialami oleh Dea dan Lei, siswi berpresatasi dari SMA St. Hendrikus, Surabaya.
Sebagai anak sekolah mereka kerap kali harus membawa tas berisi banyak buku pelajaran yang berat. Dari survey yang mereka lakukan, anak SD ternyata memanggul tas dengan berat 5kg dan SMA bahkan bisa 10kg.
Dari masalah ini terbersitlah ide “bagaimana ya kalau tasnya bisa jalan sendiri, jadi gak merepokan”. Ide inilah yang kemudian mampu membuat Techno Kids Bag buatan mereka memenangkan mendali di ajang Asian Young Inventor Exhibition 2014 di Malaysia.
Bermodal back pack yang dipasangi roda, motor mainan Tamiya dan remote control, jadilah karya awal mereka. Untuk mewujudkan Techno Kids Bag bukan hanya desain tampilan saja yang harus dipikirkan. Mereka mesti menghitung berat beban, daya motor penggerak dan rangkaian elektronik yang cocok.
Agar bisa mengangkut beban hingga 3 kg, motor penggerak mereka ganti dengan menggunakan mobil mobilan besar dengan 12 baterai rechargeable. Roda mobil – mobilan ini kemudian didesain agar dapat dimasukan kedalam tas apabila sedang tidak dipakai.
Dukungan dari orang tua memang berperan banyak, karena biaya yang dikeluarkan dibiayain sendiri. Namun semua hal ini tidak sia sia karena selain prestasi mereka menimba banyak pengalaman berharga.
Selain itu mereka belajar sisi industrial dalam proses mewujudkan ide menjadi inovasi. Merek harus berkolaborasi, membagi tanggung jawab serta berurusan dengan berbagai pihak terkait seperti penjahit, teman yang menangani sisi elektronika dan sebagainya.
Kini tugas lainnya menanti. Mereka di dorong untung membawa karya ini ketingkat yang lebih serius. Tas ini akan dikembangkan untuk dikendalikan melalui smartphone berbasis Android. Sistem roda akan memakai gearbox dengan tenaga aki agar daya angkutnya mencapai 12kg. Roda pun akan diganti dengan chains seperti tank agar dapat berjalan di medan yang tidak rata.
Sumber : Jurusanku Infoletter vol. 2, edisi Akuntansi, halaman 73 – 74
Add Comment