Orang Indonesia mulai ‘melek fashion’. Buktinya, sumbangan fashion bagi industri kreatif di tanah air belakangan meningkat pesat. Dari Kementrian Pariwisata dan Industri Kreatif diperoleh data bahwa total pendapatan dari industri kreatif adalah Rp 574 triliun di tahun 2012, dan hampir sepertiganya berasal dari industri fashion.
Bukan Negara Miskin
Meningkatnya jumlah penduduk Indonesia yang masuk ke kelas menengah menjadi salah satu alasan utamanya. Berdasarkan survey PBB kini Indonesia bukan lagi negara miskin sebab pendapatan per kapita kita telah melampaui $ 3000 per tahun. Ini adalah batas minimal sebuah negara untuk keluar dari predikat negara miskin.
Maka tidak heran jika semakin banyak orang Indonesia yang mempunyai lebih banyak rupiah untuk dibelanjakan barang kebutuhan sekunder, seperti misalnya pakaian, gadget, wisata, dan bahkan kendaraan bermotor. Lihat saja di sekeliling kita. Kini sulit rasanya menemukan orang yang tidak menenteng telpon genggam. Jumlah kendaraan bermotor yang membeludak di jalanan seakan ingin membuktikan betapa besar uang yang telah dihamburkan masyarakat kita (Yuswohady, 2012).
Peluang Terbuka Lebar
Di satu sisi ini kabar baik. Industri fashion adalah industri yang menyerap jutaan tenaga kerja, mulai dari desainer sampai pengrajin dan buruh pabrik garmen. Hebatnya lagi, menurut Menteri Marie Elka Pangestu, angka ini masih akan meningkat di tahun-tahun mendatang. Ini membuka peluang bagi setiap anak muda yang memang punya passion di bidang ini. Jurusan Fashion, baik yang hanya di tingkat kursus sampai tingkat S1, akan makin kebanjiran murid.
Satu Bidang Aneka Keahlian
Namun patut dipahami bahwa tidak semua orang yang punya passion di dunia fashion bisa menjadi desainer. Memang, fashion industry tidak hanya dimonopoli mereka yang berpredikat desainer. Masih banyak keahlian lain yang diperlukan industri ini agar bisa bergulir dengan cepat. Oleh sebab itu bagi yang tidak berbakat mendesain atau menggambar dan tidak kaya akan ide, jangan putus asa.
Kalau kita perhatikan beberapa perguruan tinggi yang membuka jurusan fashion, ternyata ada banyak kelompok kompetensi atau spesialisasi yang termasuk di ranah fashion. Beberapa di antaranya adalah:
– Fashion Design
– Fashion Marketing
– Fashion Communication and Management
– Fashion and Apparel Design
– Fashion and Retail Design
– Textile and Batik Design
– Make up and Hair Style
– Jewelery Design
– dan lain-lain
Masing-masing spesialisasi mengajarkan keahlian berbeda, namun semuanya mempersiapkan mahasiswanya untuk terjun ke industri fashion. Contohnya, di bidang fashion marketing mahasiswa mendapatkan banyak mata kuliah tentang teknik pemasaran produk fashion, baik secara eceran maupun secara besar-besaran, di dalam maupun luar negeri. Mereka akan belajar mengenali selera pasar, perkembangan fashion lokal maupun dunia, strategi dan teknik promosi, dan lain-lain.
Kenali Diri Lebih Dulu
Nah, bagi para pelajar yang memang sudah tertarik dengan dunia ini, siap-siaplah memilih spesialisasi. Sesuaikan dengan bakat dan minat, dan perhatikan juga kelemahan diri sendiri.Jika memungkinkan, ambil psikotes.
Hasil psikotes yang akurat serta bantuan konseling yang cermat bisa membantu menentukan pilihan jurusan yang tepat. Pilih psikotes yang mengukur Kecerdasan Jamak (Multiple Intelligences) karena tes semacam ini bisa memberikan gambaran lebih terperinci tentang kelebihan dan kekurangan seseorang.
Terimakasih atas sharig ilmu dan pengetahuannya. Semoga selalu menjadi manfaat bagi semuannya. Salam sukses selalu. Amin
http://taswanitaetnikhandmade.spohost.com/