Kiat Sukses

Pacu Kehidupan – Seberapa Cepat Irama Hidupmu?

shutterstock_134107355

Ketika sedang berjalan di tempat umum pernahkah kamu merasa kesal karena terjebak di belakang orang yang berjalan sangat santai sehingga menutupi jalan? Atau pernahkah kamu ke supermarket di luar negeri? Bandingkan kecepatan kerja kasirnya dengan kasir di Indonesia.

Prof Richard Wiseman, bekerja sama dengan the British Council, melakukan riset tentang kecepatan hidup di pusat kota di 32 negara dengan cara memperhatikan dan menghitung seberapa cepat pejalan kaki berjalan di keramaian.

Dari risetnya, ditemukan bahwa Singapura, Kopenhagen, Madrid, Guangzhou adalah kota dengan kecepatan hidup tercepat. Sedangkan Blantyre dari Malawi adalah kota dengan kecepatan hidup terbaru, alias orangnya relatif bergerak lamban.

Selain Prof Wiseman, ada peneliti lain yang sudah lebih dulu meneliti perihal ini, yakni Prof Robert V. Levine. Professor yang besar di kota New York ini melakukan riset dengan judul Laju Kehidupan di 31 negara .

Dalam penelitiannya, Prof Levine menggunakan 3 indikator utama yaitu kecepatan berjalan rata-rata di pusat kota, kecepatan pegawai pos menyelesaikan pekerjaan sederhana, dan seberapa akurat jam yang ada di area publik daerah tersebut.

Hasilnya, secara keseluruhan negara kecepatan hidupnya tercepat adalah Jepang, disusul negara-negara Eropa Barat. Di sisi lain negara itu kecepatan hidup nya paling lambat adalah negara yang ekonominya sedang berkembang (bukan negara maju).

Jadi apa yang salah dengan berjalan perlahan?? Dan apa sebenarnya pace of life itu?

Jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, kecepatan hidup artinya laju atau irama kehidupan, yaitu seberapa cepat kamu melakukan aktivitas sehari-hari, seperti berjalan atau menyelesaikan suatu pekerjaan.

Dari dua penelitian di atas disimpulkan kecepatan hidup tinggi didominasi negara-negara maju, sedangkan negara berkembang atau negara tertinggal memiliki tingkat kecepatan hidup rendah. Berarti irama kehidupan berhubungan erat dengan tingkat ekonomi atau maju tidaknya suatu negara.

Di tingkat individu, temuan ini bisa berarti orang dengan kecepatan hidup cepat punya peluang maju lebih besar dibanding yang kecepatan hidup nya lambat. Mereka yang bergerak cepat terbiasa menyelesaikan pekerjaan dengan cepat dan tidak membuang waktu untuk hal sepele.

Jadi kalau kita mau cepat maju, ayo berjalan lebih cepat. Mari kita selesaikan pekerjaan secepatnya. Ngobrol, bergosip dan update status di sosmed ditunda dulu setelah kerjaan selesai ya.

Mengutip:

“Sibuk saja tidak cukup; begitu pula semut. Pertanyaannya adalah: Apa yang kita sibuk?”

-Henry David Thoreau-

Sumber: Jurusanku Infoletter vol. 09, halaman 68 – 69
Iklan 2-04

Tentang Penulis

admin

admin

www.jurusanku.com adalah situs pendidikan yang misi utamanya adalah memberikan info seputar memilih jurusan di perguruan tinggi serta peta karir untuk berbagai bidang studi. Selain artikel dari pengelola, kami juga memuat materi dari sumber maupun penulis lain.

Tambahkan komentar

Klik di sini untuk mengirim komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Bidang yang harus diisi ditandai *

*