Sudah hampir 10 tahun terakhir ini SMA Kolese Santo Yusup (Hua-Ind), Malang selalu mengadakan temu orang tua siswa baru selama dua hari satu malam di rumah retret Sawiran, sekitar 45 menit dari kota Malang.
Para orang tua siswa baru diinapkan semalam di Sawiran untuk mengikuti berbagai acara. Mereka yang berasal dari kota dan propinsi di luar Malang mendapat giliran pada hari Kamis dan Jumat 10 dan 11 Juli 2014 yang baru lalu. Sementara itu para orang tua siswa yang berdomisili di Malang mendapat kesempatan yang sama pada dua hari sesudahnya.
Seminar “Kreatif Memilih Jurusan” dimulai pukul 8 pagi setelah acara makan pagi. Udara masih dingin sehingga banyak peserta masih mengenakan sweater hangat seragam dari Hua-Ind.
Selama dua tahun terakhir ini Ina Liem mendapat kepercayaan untuk menyampaikan topik “Kreatif Memilih Jurusan” sesuai dengan judul buku keduanya. Agar lebih mudah dipahami, pembicaraan diawali dengan ilustrasi pengalaman pribadi Ina dalam memilih jurusan, yang ternyata salah.
Dengan diselingi humor dan kisah lucu yang dialami Ina, penyebab salah jurusan dijelaskan satu persatu. Yang dimaksud dengan salah jurusan adalah pilihan jurusan yang ternyata tidak membuat anak merasa nyaman atau tidak sesuai dengan potensi terbaik si anak.
Kesalahan memilih biasanya akibat salah persepsi. Contoh sederhana adalah anggapan bahwa jurusan Matematika hanya mencetak guru. Begitu juga ada banyak anggapan bahwa jurusan desain itu gampang sebab hanya soal menggambar saja.
Akibat salah persepsi seperti ini banyak jurusan tidak populer padahal sesungguhnya para lulusannya sangat dibutuhkan di dunia kerja dan bermasa depan sangat baik. Di pihak mahasiswa, banyak yang sebenarnya berbakat dan lolos di jurusan tersebut akhirnya mengambil jurusan lain yang tidak menggali kelebihan terbaiknya.
Kesalahan kedua dalam memilih jurusan adalah akibat kurangnya informasi. Ada seorang ibu yang ingin anaknya masuk jurusan Aerospace Engineering sebab ia ingin anaknya kelak memiliki bengkel pesawat terbang sendiri. Padahal jurusan Aerospace Engineering bukan mencetak tenaga ahli di bidang perbaikan pesawat terbang.
Ada lagi yang mendorong anaknya mengambil jurusan Teknik Kimia karena nilai pelajaran Kimianya tinggi dan anak itu memang ‘doyan’ Kimia. Ini juga tidak tepat. Jurusan Teknik Kimia memang menggunakan pemahaman Kimia, namun Kimia bukan bagian utama. Yang terpenting di jurusan ini adalah Matematika dan Fisika.
Ina juga menyinggung tentang seringnya terjadi perbedaan pendapat antara anak dan orang tua. Penyebab utamanya terletak pada penetapan tujuan. Ada orang tua yang ingin anaknya kelak punya kedudukan tinggi sedangkan si anak merasa bahwa berguna bagi banyak orang lebih pas baginya. Perbedaan tujuan hidup ini jelas akan menghasilkan pilihan jurusan yang berbeda.
Salah satu cara yang obyektif untuk menelusuri proses memilih jurusan yang bisa dipertanggungjawabkan adalah melalui tes karir. Dengan tes yang tepat, tujuan, nilai-nilai, bakat, gairah, dan tipe kepribadian seseorang akan tergambar jelas. Ini bisa sangat membantu menentukan pilihan karir masa depan. Pilihan jenis karir akan mempermudah kita menentukan pilihan jurusannya.
Tidak semua anak yang pandai dalam mata pelajaran yang sama harus mengambil jurusan yang sama pula. Tiap pribadi punya keunikan masing-masing. Pribadi yang introvert tentu tidak nyaman bekerja di tempat yang mengharuskannya bertemu dan berbicara dengan banyak orang. Pilihan jurusannya pun jelas akan berbeda dengan anak yang ekstrovert.
Setelah menetapkan tujuan dan memahami peta kepribadian diri sendiri, proses memilih jurusan belum sleesai. Ia masih harus mencari informasi sebanyak mungkin terkait jurusan yang paling sesuai dengan pribadinya.
Ada seorang anak yang akan mengambil jurusan Farmasi sebab keluarganya ingin membangun pabrik obat. Jurusan Farmasi cocok dengan profil kepribadian si anak, tapi Farmasi tidak melahirkan lulusan yang siap membangun pabrik obat. Lebih tepat jika ia memilih Pharmaceutical Engineering atau Teknik Kimia. Ini salah satu contoh perlunya mencari info lebih banyak.
Banyak orang tua siswa yang mengajukan pertanyaan, namun sayang waktunya sangat terbatas sehingga hanya beberapa saja yang bisa dijawab. Untuk itu mereka dianjurkan mengajukan pertanyaan lewat email ke jurusanku.com.
Usai seminar para peserta langsung menyerbu counter penjualan buku untuk membeli “7 Jurusan Bergaji Besar” dan “Kreatif Memilih Jurusan”. Begitu antusiasnya para orang tua ini hingga tim nyaris kehabisan persediaan. Total penjualan buku mendekati angka 400 kopi.
Kerapian kerja panitia tampak dari serba teraturnya semua acara. Hal yang menarik dari acara ini adalah suasana gembira dan antusias selama dua hari di tempat yang sejuk dan sejuk ini. Salut bagi semua staf KOSAYU yang mampu menciptakan collective spirit yang merata. Baik para orang tua, guru dan staf sekolah maupun pembicara sama-sama antusias mengikuti jalannya seminar yang terbilang cukup lama, hampir 3 selai.
Memahami prinsip dan langkah-langkah memilih jurusan saja belum cukup. Proses menuju jurusan yang tepat masih panjang. Para orang tua dan anak masih punya cukup waktu untuk menentukan tujuan, mengenali diri dan mengidentifikasi kekuatan terbaiknya, kemudian mencari informasi untuk mengambil keputusan yang akan mewarnai kehidupan mereka setelah SMA.
Sejalan dengan permintaan beberapa orang tua, Ina Liem telah menyatakan kesediaannya untuk memberikan pengarahan serupa kepada para siswa baru. Pihak sekolah pun telah menetapkan jadwal seminar bagi para siswa kelas X. Semoga kesamaan persepsi antara orang tua dan anak akan membantu mereka menemukan pilihan yang terbaik.
Tambahkan komentar