(Artikel tulisan Ina Liem ini dimuat di tabloid KONTAN atas kerja sama dengan Bank HSBC pada 12 September 2015. Semoga bermanfaat)
Dari survey Jurusanku terhadap lebih dari 10.000 siswa SMA swasta di Indonesia, jurusan Kedokteran menduduki peringkat kedua yang paling diminati.
Ini sejalan dengan survey HSBC yang menunjukkan masih banyak orang tua Indonesia yang ingin anaknya menjadi dokter.
Dunia kesehatan memang industri yang menggiurkan sebab pasarnya tidak mengenal usia. Sejak lahir, berita, remaja, dewasa, hingga lanjut usia, manusia selalu menggunakan jasa kesehatan meskipun kebutuhannya berbeda-beda di tiap rentang usia.
Tak salah jika orang tua menganggap profesi ini memberi jaminan masa depan. Namun perlu diingat, masa depan tidak pasti. Waktu telah berubah. Apalagi menjelang MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN), banyak dokter asing mendaftar masuk Indonesia sehingga persaingan akan semakin ketat.
Lagipula, tidak semua anak cocok menjadi dokter. Kemampuan akademis di sekolah saja tidak cukup untuk dijadikan patokan. Dalam memilih jurusan dan karier, sebaiknya kita mempertimbangkan 4 unsur yaitu minat, bakat, kepribadian dan values (nilai-nilai yang dianggap penting dalam pekerjaan dan hidup).
Di banyak kasus anak yang dipaksa menjadi dokter malah putus kuliah di tengah jalan. Ada yang merampungkan kuliahnya sekedar untuk menyenangkan orang tua, tapi tetap tidak mau praktik sebagai dokter. Putus kuliah memang bisa berdampak buruk. Kalau seorang dokter dipaksa praktik tanpa passion, kariernya pasti kalah dari mereka yang memang passionate di bidangnya.
Bagi orang tua seperti di atas ada baiknya memeriksa lagi apa values di balik keinginan itu. Apakah yang dikejar adalah high income, gengsi, pengakuan masyarakat, membantu orang lain atau alasan lain?
Ketika penghasilan tinggi dikejar, faktanya dokter bukan satu-satunya profesi. Banyak profesi lain yang memungkinkan untuk itu tanpa meletakkan nyawa manusia sebagai taruhannya.
Mengenal Pilihan Studi di Bidang Kesehatan
Di dunia kesehatan, dokter juga bukan satu-satunya profesi. Sebut saja Dietetics, Pekerjaan yang berhubungan dengan terapi, Patologi Bicara, Prostetik dan Ortotik, Kiropraktik, Podiatri, Terapi Kulit, Public Health dan masih banyak lainnya. Bidang-bidang ini bisa ditempuh dengan waktu kuliah lebih singkat, sehingga sukses pun bisa diraih lebih cepat dengan biaya lebih ringan dibanding Kedokteran.
Peluang karier bidang-bidang di atas masih terbuka lebar. Ambil contoh Dietetics yang mencetak ahli gizi. Salah satu peluang usahanya adalah membuka catering kesehatan untuk kalangan yang punya masalah diet dan pantangan, seperti penderita obesitas, diabetes, jantung, penyadang autisme, ibu baru, dan lain-lain.
Sekolah sehari penuh yang mewajibkan para siswa makan siang di sekolah juga bisa memanfaatkan layanan semacam ini. Karena ditangani ahli gizi, para orang tua tidak perlu kuatir akan kualitas makanan bagi anak mereka.
Salah satu universitas yang menawarkan program studi ini adalah La Trobe University di Australia. Perguruan tinggi yang memang terkenal dengan bidang Health Science ini memungkinkan mahasiwa Dietetics mendapat gelar S1 dan S2 sekaligus dalam 5 tahun.
Bidang studi menarik lainnya adalah Dermal Therapy. Lulusannya dibekali keahlian khusus menangani kecantikan kulit, sebuah industri yang prospeknya tak perlu diragukan lagi. Selain bisa merawat kulit, banyak orang ingin membuat ramuan krim kecantikan sendiri. Jurusan Dermal Therapy bisa menjadi alternatif menarik.
Program Bachelor of Health Science in Dermal Therapy di Victoria University di Australia mencetak ahli kecantikan dalam 4 tahun, tanpa melalui jurusan Kedokteran sehingga menghemat waktu dan biaya.
Lain lagi dengan Chiropractic. Layanan kesehatan ini di Indonesia masih dikuasai asing. Salah satu chiropractor Indonesia adalah dr. Tinah Tan. Ia adalah chiropractor wanita pertama di Indonesia, lulusan RMIT University, Australia. Jurusan yang mempelajari tulang belakang ini biasanya ditempuh selama 5 tahun setelah lulus SMA.
Bagi yang punya passion di bidang kesehatan, masih banyak pilihan karier lain di luar kedokteran yang tak kalah prospeknya. Silakan cari infonya dan pahami peta kariernya. Siapa tahu, mungkin ada sesuatu yang benar-benar berhasil untuk anak Anda.
Oleh:
Ina Liem
CEO Jurusanku
Atas 4 Dunia & Atas 2 Konsultan Karir Langsung ASIA
Tambahkan komentar