Mengapa belajar di Liberal Arts University?
Dulu perusahaan taksi harus punya armada taksi, taksinya punya ciri yang jelas dari warna, logo dan seragam sopirnya, punya pangkalan taksi (pool), sopir terdaftar dan terseleksi, Lalu muncul perusahaan seperti Uber yang tidak punya mobil tapi bisa menyediakan jasa transportasi dan langsung merebut hati masyarakat.
Lalu ada AirBnB yang tidak punya hotel tapi bisa menyediakan penginapan di berbagai penjuru dunia. Aplikasi Financial Technology (tekfin) semakin menggerus bisnis perbankan. Tanpa buka kantor dan punya banyak staf, mereka bisa memberi layanan keuangan. Begitu juga Traveloka yang memudahkan orang bepergian tanpa berurusan dengan biro perjalanan. Bisnis model baru ini merusak tatanan bisnis lama yang telah mapan.
Untuk mengatasinya tidak mudah sebab aspeknya banyak. Perlu cara berpikir multidimensi. Seorang sarjana yang hanya menguasai satu bidang studi saja, meskipun mendalam, dinilai kurang siap menghadapi rumitnya persoalan masa kini. Dan sebaliknya, lulusan Liberal Arts university punya pemahaman mendalam di satu bidang tertentu, tetapi ia juga paham berbagai aspek lain meskipun tidak mendalam.
Di universitas yang menganut Liberal Arts, mahasiswa diberi kebebasan mendesain kurikulumnya sendiri. Tentu saja dengan bantuan dosen pembimbing agar pilihan mata kuliahnya saling mendukung. Ini dialami Gaia Khairani, alumni Universitas Clark, Massachusetts. Ada 18 mata kuliah wajib terkait pilihan bidang studinya, yakni Environmental Science, dan pihak universitas menyediakan banyak pilihan.
Sebagai contoh, untuk jenis mata kuliah Lingkungan dan Masyarakat, Gaia bisa memilih salah satu topik, misalnya Ekonomi dan Manusia, Filsafat Lingkungan, atau Kesehatan dan Lingkungan Kota.
Namun, di luar itu, ia harus mengambil lagi kelompok sejarah, seni, menulis, bahasa, dan mata kuliah yang termasuk kategori liberal arts lainnya. Tiap kelompok mata kuliah terdiri atas beberapa pilihan. Sebagai contoh, Ada beberapa pilihan kursus sejarah. Gaia memilih Sejarah Perempuan Amerika Abad ke-19.
Meskipun bebas memilih, mahasiswa harus pintar-pintar menyeimbangkan beban mata kuliah wajib dengan muatan liberal arts-nya. Jadi di balik kebebasan, ada kewajiban dan tanggung jawab.
Dengan beraneka macam mata kuliah yang dipelajari, diharapkan mahasiswa berwawasan luas tetapi sekaligus mampu berpikir kritis dan tangguh dalam berargumentasi, baik secara lisan maupun tertulis. Itu sebabnya gaya perkuliahan di liberal arts university sangat unik dan berbeda dibanding universitas lain. Ikuti bagian selanjutnya.
Tambahkan komentar