Karir dan Studi

Perguruan Tinggi Berorientasi Perubahan – bagian 1

shutterstock_210974194

Pemerintah berencana menerapkan konsep belajar General Education di perguruan tinggi. Konsep ini mirip dengan model pendidikan Liberal Arts yang diterapkan di beberapa universitas di Amerika Serikat. Model ini telah berhasil melahirkan lulusan yang lebih siap menghadapi abad 21 yang dapat dengan mudah berubah dengan cepat. Artikel berikut membahas model Liberal Arts di Clark University, Massachusetts, Amerika Serikat.

Memilih Pendidikan untuk Abad 21

Transportasi berbasis aplikasi seperti Uber memicu kegaduhan, baik di Indonesia maupun beberapa negara lain. Dari, siapa sangka akan ada game changer seperti itu. Pengalihdayaan, layanan berbasis aplikasi, belanja daring, dan berbagai model bisnis baru mengguncang bisnis model lama. Yang tidak cepat berubah terancam punah. Lantas bagaimana menyiapkan diri agar tidak ikut tergilas?

Dengan pesatnya perkembangan teknologi, kita menghadapi problema kompleks yang memerlukan pendekatan dan cara berpikir berbeda. Generasi muda perlu mendapat pendidikan yang mampu mengakomodasi kebutuhan ini. Di mana?

Pendidikan “bergaya” Liberal Arts

Ini bukan jurusan seni. Pada zaman Yunani Kuno, pendidikan liberal arts mengajarkan kemampuan yang perlu dimiliki orang merdeka (bukan anak laki-laki) agar dapat berpartisipasi aktif di masyarakat. dia, secara umum, liberal arts mengacu pada pendidikan yang tidak menggunakan kurikulum profesi, kejuruan, atau teknis.

Pada pendidikan model liberal arts, mahasiswa tetap memilih satu program studi pokok, misalnya Teknik Kimia, tetapi ia juga harus mengambil mata kuliah Liberal Arts, seperti misalnya seni dan sastra, sejarah, ilmu-ilmu sosial, filsafat, matematika, psikologi, dan ilmu alam (ilmu pengetahuan Alam).

Ada yang menarik dari metode mengajarnya. Karena kelasnya kecil, banyak aktivitas diarahkan untuk belajar secara intens, bukan sekedar buku untuk dibaca, dibahas, lalu dihafalkan. Pada mata kuliah Environmental Ethics, mahasiswa harus membaca berbagai esai dari ahli filsafat, ilmuwan, anggota agama, ekonom, sosiolog, dll..

Tiap esai berisi opini berikut argumennya dan semua terkait dengan lingkungan ditinjau dari keahlian tiap penulisnya. Seminggu sekali mahasiswa harus membaca 1 hingga 3 esai untuk didiskusikan di kelas. Dengan cara ini mahasiswa dilatih menghadapi persoalan apapun dengan pikiran terbuka dan dari aneka sudut pandang.

Bagaimana persisnya cara belajar di universitas yang menerapkan Liberal Arts? Baca bagian 2 dari artikel ini.

Iklan 2-04

Tentang Penulis

Ina Liem

Ina Liem

Ina Liem sudah belasan tahun berkecimpung di dunia pendidikan, terutama pendidikan di luar negeri. Dia telah berkonsultasi, seminar, dan presentasi di hadapan puluhan ribu pelajar dan orang tua murid di banyak kota dan di beberapa negara tetangga. Selain menjadi Kontributor rubrik EDUKASI di KOMPAS KLASS, Ina adalah penulis (pengarang), pembicara (pembicara publik), dan Konsultan Career Direct Bersertifikat.

Tambahkan komentar

Klik di sini untuk mengirim komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Bidang yang harus diisi ditandai *

*