bagian 2
Materi Kuliah dan Praktik Industri Hiburan
Karya alumni Art Center sudah sering kita nikmati, di antaranya desain kostum, kendaraan, dan bangunan dalam film Pirates of the Caribbean 4, Dunia Jurrasik, Lego 2 Film, Alien, Laporan Minoritas, dan banyak lagi. Ada pula alumni yang berkiprah di luar negeri dan membangun theme parks di Tiongkok dan Dubai.
Karena dunia hiburan sangat multidisipliner, banyak mahasiswa Entertainment Design juga mengambil mata kuliah dari jurusan Film, Desain Transportasi, Desain Lingkungan, atau Product Design untuk memperluas wawasannya.
Di semester 5 atau 6, mereka bisa berkonsultasi secara individu dengan sang ketua jurusan untuk membahas program spesifik yang memerlukan koordinasi dengan jurusan lain. Pasti seru ngobrol dengan desainer kaliber dunia seperti Tim Flattery.
Di tiap musim semi, Art Center mengadakan Intern Show. Perusahaan datang ke kampus merekrut mahasiswa untuk magang di musim gugur. Umumnya perusahaan perfilman, permainan, taman hiburan, dan industri hiburan lainnya. Yang rutin datang antara lain The Walt Disney Company, Studio Animasi Pixar, DreamWorks Studios, Hiburan Gambar Sony, Game Kerusuhan, Grup Thinkwell, Mirada Studios, 343 Industri, dan Blizzard Entertainment.
Tidak semua mahasiswa diterima magang. Mereka harus melamar, menampilkan, dan mempresentasikan portofolio masing-masing. Kalau diterima, mereka bisa saja digaji selama magang atau diberi credit oleh pihak kampus.
Di Amerika, umumnya mahasiswa harus mengambil mata kuliah sejarah. Namun, oleh Art Center, mereka bisa mengambil mata kuliah sejarah yang lebih spesifik seperti sejarah industri perfilman, sejarah dunia hiburan, atau bahkan sejarah storytelling (mendongeng).
Spesialisasi
Di prodi Entertainment Design, ada dua bidang peminatan yang bisa dipilih sejak awal yaitu Concept Design dan Character Animation. Meskipun semua mahasiswa diarahkan menjadi storyteller, masing-masing punya keahlian yang khas.
Bidang Character Animation lebih fokus menampilkan emosi dan ekspresi sebuah karakter agar tidak terkesan seperti robot. Mereka berperan sebagai performer atau aktor agar mampu menciptakan mimik yang berlainan sesuai emosi sang karakter.
Mahasiswa dengan peminatan Concept Design menciptakan tampilan keseluruhan yang kita lihat di film, video game, iklan, taman hiburan, termasuk atribut di sekitar karakter yang diciptakan, seperti kostum dan kendaraan yang digunakan, serta bangunan dan latar belakang yang ditampilkan.
Apapun pilihan penggemar, ketika menciptakan sebuah karakter, mereka harus menggali ide secara mendalam, mulai dari sejarah hingga aspek estetika (keindahan) dia. Idenya meliputi antara lain latar belakang dari karakter tersebut, perjalanan hidupnya, kendaraan yang digunakan, rumah tinggal, pakaian, dan ekspresi wajah. Dengan cara ini, si karakter terkesan hidup, punya jiwa. Jadi, tidak hanya membuat gambar.
Art Center termasuk college yang dikenal “sulit untuk masuk dan sulit untuk keluar”. Agar diterima, calon mahasiswa harus menyerahkan karya-karyanya (portofolio). Karena ketatnya persaingan, banyak calon mahasiswa menempuh program singkat musim panas (semacam kursus singkat) untuk membangun portofolio sebelum mendaftar.
Dari dua kali penerimaan mahasiswa setiap tahun, hanya sekitar 17 mahasiswa yang diterima di setiap penerimaan mahasiswa baru. Meski tidak diwajibkan fasih menggunakan program digital, 99 persen portofolio yang diterima selama ini dihasilkan oleh aplikasi digital. Bagaimana kisah lulusan Art Center asal Indonesia yang bekerja di Disney, baca bagian selanjutnya.
Mau tanya , kalau design komunikasi visual itu masuk jurusan ipa atau ips?makasih
IPA dan IPS bisa.