(Artikel ini pernah muncul di Jurusanku.com pada tahun 2013 tentang makin besarnya peran asing dalam perekonomian Indonesia. Bagi generasi muda, ini saatnya untuk kritis memilih bidang studi agar makin siap berkompetisi di dunia kerja kelak)
Pemerintah semakin gencar merayu pihak asing untuk berinvestasi di Indonesia.
Salah satu caranya adalah dengan iming-iming kepemilikan saham yang semakin besar. Diharapkan, investor asing akan makin leluasa berbisnis di sini. Padahal saat ini saja cengkeraman asing sudah cukup besar.
Menteri Koordinator Perekonomian Hana Rajasa mengatakan, setidaknya ada 10 bidang usaha yang diperbesar porsinya atau yang dibuka sepenuhnya untuk asing. Salah satunya adalah bidang periklanan yang selama ini tertutup bagi mereka.
Hampir Semua Bidang
Bidang lain yang dipermudah adalah sektor farmasi. Kini persentase modal asing di industry ini dinaikkan jadi 85%. Begitu juga bisnis wisata alam (ekowisata) diangkat ke 70% dari 49% dengan tujuan untuk mengembangkan sektor pariwisata.
Yang cukup mengejutkan adalah keputusan tersebut membuka peluang bagi pihak asing untuk mendominasi 100% saham di bidang pengelolaan dan pemodalan bandara dan pelabuhan.
Sektor lain yang rencananya juga dilonggarkan adalah distribusi film atau bioskop. modal ventura keuangan, jasa telekomunlkasi, dan multimedia, dan rumah sakit (RS) spesialis (Jawa Pos, Kamis, 7 November 2013). Berikut data sekilas tentang rencana tersebut.
Pariwisata dan Kelautan Juga?
Bukan itu saja. lnvestasi asing kian terbuka untuk penguasaan sektor kelautan, pesisir. dan pulau-pulau kecil di Tanah Air. Menteri Kelautan dan Perikanan berwenang memberikan persetujuan bagi asing yang hendak memanfaatkan pulau-pulau kecil dan perairan di sekitarnya. (KOMPAS, Senin 11 November 2013)
Sebagai contoh, di Watu Karung, Kecamatan Pringkuku, Pacitan, sudah banyak orang asing yang hendak mengembangkan usaha di pantai yang terkenal ombaknya itu. Mereka dari negara seperti Australia, Austria, Jepang dan Swiss dan mulai membeli tanah milik warga setempat. Hasilnya, hampir seluruh lahan di tepi pantai jadi tempat usaha, misalnya digunakan sebagai resor dan homestay.
Ada 3 tempat usaha yang telah mengantongi izin, yaitu Istana Ombak, Orang Hutan, dan Lestari. Semuanya adalah jasa wisata sejenis resor dan penginapan. l.ebih lanjut, tiga tempat usaha itu bertarip mulai Rp I50 hingga Rp350 ribu per malam. “Bahkan, sebentar lagi ada yang tarifnya Rp I juta per malam,” kata seorang warga. (Jawa Pos Kamis 31 Oktober 2013).
Banyak Peluang Tapi Prihatin
Keprihatinan ini pernah disampaikan Cahyo Alkantana dalam presentasinya di TEDx di Jakarta. Pada kesempatan itu dengan setengah memohon ia mengajak bangsa kita mulai melirik sektor pariwasata, khususnya wisata alam. Di videonya ia mengungkapkan betapa besar peluang yang masih terbuka. Baca selengkapnya klik di sini.
Di satu sisi, derasnya investasi asing ke Indonesia berarti makin cepatnya perputaran ekonomi secara keseluruhan. Akan makin banyak lapangan kerja baru yang tercipta. Masalahnya, investasi asing tentu juga akan diiringi dengan masuknya tenaga kerja asing. Itu artinya persaingan untuk mendapatkan pekerjaan makin berat. Posisi penting di berbagai industri akan semakin banyak diduduki ‘orang luar’.
Apa sekarang?
Oleh karena itu, cara terbaik bagi generasi muda adalah dengan mempersiapkan diri sebaik mungkin. Menguasai hard skills itu perlu. Tapi jangan hanya di bidang yang sudah banyak pemainnya. Pilih jurusan yang sesuai minat dan bakat tapi sekaligus belum banyak ahlinya.
Soft skills tak kalah pentingnya. Kemampuan bersosialisasi, mengungkapkan pendapat, berorganisasi, bahasa asing, dan kemampuan beradaptasi dengan aneka kultur jadi sangat mendesak. Bangsa kita sering mengagungkan orang asing seolah mereka selalu lebih hebat dari kita. Itu bukan sikap yang tepat. Pelajar dan mahasiswa yang hanya berkutat dengan kuliah, lab dan perpustakaan saja akan kesulitan bersaing di dunia kerja.
asing123
Tambahkan komentar