Kompas Articles

Belajar Tata Kota di Belanda

ihs2
(Artikel Ina Liem yang dimuat di Kompas Klass Jumat 1 November 2103 ini membahas tentang jurusan Tata Kota di IHS Rotterdam, Belanda. Banyak yang bisa dilakukan untuk memperbaiki kota di negeri kita asal tahu caranya)

Banyak kota di Indonesia belum ditata dengan baik. Tidak percaya? Lihat betapa sulit membedakan pusat kota dan mana yang bukan sehingga kota terkesan semrawut.

Ditambah kekacauan infrastruktur, minimnya sumber daya air, rendahnya kualitas udara, dan perumahan kumuh yang menjadi beban para pemangku kepentingan (pemangku kepentingan) di perkotaan.

Tentu butuh aksi nyata dari orang yang paham soal penataan kota agar harapan bisa melihat dan menikmati kota yang apik tidak bertepuk sebelah tangan. Salah satu tempat untuk mencetak sosok-sosok yang dimaksud ada di the Institute for Housing and Urban Development Studies (IHS) di Rotterdam, Belanda.

Salah satu program dalam institut tersebut adalah Master of Science in Urban Management and Development. Pendidikan selama 12 bulan ini telah melahirkan banyak pakar dan praktisi di bidang perkotaan yang tangguh di berbagai negara, termasuk Indonesia.

Sebagai bagian dari Erasmus University of Rotterdam, IHS menawarkan pendidikan tingkat Master yang sangat spesifik. Selain itu, IHS memberikan pelatihan, bantuan konsultasi, serta riset terapan di bidang manajemen perkotaan, perumahan, dan lingkungan hidup, dengan misi mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kualitas hidup di perkotaan.

Multikultural - Mahasiswa IHS berasal dari puluhan negara di 5 benua.
Multikultural – Mahasiswa IHS berasal dari puluhan negara di 5 benua (foto-foto: IHS, Rotterdam)

IHS berkembang dari sebuah biro, Pusat Bangunan, yang menangani perumahan saat rekonstruksi Rotterdam pasca-Perang Dunia II. Lembaga ini lalu berkembang menjadi institut berskala global dengan perhatian khusus pada masalah perkotaan.

Untuk mengikuti program studi ini, calon mahasiswa harus mengantongi gelar S-1 di bidang yang relevan, seperti Arsitektur, Perencanaan Kota dan Desa, Administrasi Pemerintahan, Ekonomi, Sosiologi, Geografi, Teknik, Ilmu Politik, Ilmu-ilmu Sosial, dan bidang Pendidikan. Namun, pihak yang paling merasakan manfaatnya adalah mereka yang telah bekerja selama lebih dari dua tahun di bidang terkait pengelolaan kota dan berniat meningkatkan karier di bidangnya.

KOTA BUTUH PENATAAN

Kota adalah entitas kompleks dengan banyak tantangan dan persoalan. Derasnya urbanisasi menciptakan masalah sosial dan ekonomi yang rumit. Pemukiman kumuh, masalah air dan listrik, dan jalanan macet berdampak langsung bagi kesejahteraan warganya. Belum lagi masalah kesehatan dan keamanan.

Gedung Erasmus University di Rotterdam, Belanda
Gedung Erasmus University di Rotterdam, Belanda

Bangunan liar, misalnya, harus bisa diatasi dengan cara “cerdas”. Bagi yang tertarik dengan persoalan seperti pembebasan tanah, pertumbuhan wilayah yang tak terkendali, dan pemilik lahan yang tidak kooperatif, di IHS ada tesis tentang Land Value Capture untuk meneliti lingkaran setan yang meliputi spekulasi harga tanah, bangunan liar, dan pemerintahan kota yang lemah.

Lain lagi untuk urusan kesejahteraan. Penanganan atas guncangan ekonomi seperti di Detroit yang dinyatakan bangkrut akan dibahas mendalam pada spesialisasi Urban Competitiveness and Resilience. Sementara mereka yang tergerak memperbaiki sarana transportasi, energi, sanitasi dan saluran air bisa memilih Managing and Financing Urban Infrastructure. Bidang ini memberi bekal pemahaman menyeluruh tentang pengelolaan infrastruktur perkotaan dan segala aspek pembiayaannya.

Aneka metode mengajar digunakan untuk mencapai hasil maksimal
Aneka metode mengajar digunakan untuk mencapai hasil maksimal

Semua materi kuliah diarahkan untuk membuat kebijakan dan strategi pelaksanaannya. Uniknya, sebagian besar mahasiswa kembali ke negara asal selama sebulan untuk mengumpulkan data lapangan untuk tesis mereka. Jadi, program ini memang mengarahkan mahasiswanya untuk mampu memperbaiki kualitas kota di negara masing-masing. Tahun ini 107 mahasiswanya berasal dari 31 negara di 5 benua.

Bercermin di Indonesia, setidaknya ada sekitar 500 kabupaten dan kota yang tentu memerlukan tenaga ahli di bidang ini. Namun, karena urusan urban selalu melibatkan banyak aktor, program studi ini bukan untuk pegawai pemerintah saja. Kebanyakan mahasiswa dari Indonesia memang para pegawai pemerintah daerah, kementerian, hingga Bappenas, tetapi sisanya adalah para akademisi dan penggiat di lembaga swadaya masyarakat (LSM).

Ina Liem

Author and CEO JURUSANKU

@InaLiem

@kompasklass #edukasi

Baca artikel lanjutannya, “Fokus Harapan Perkotaan” yang juga dimuat di Kompas Klass.

urban123

Iklan 2-04

Tentang Penulis

Ina Liem

Ina Liem

Ina Liem sudah belasan tahun berkecimpung di dunia pendidikan, terutama pendidikan di luar negeri. Dia telah berkonsultasi, seminar, dan presentasi di hadapan puluhan ribu pelajar dan orang tua murid di banyak kota dan di beberapa negara tetangga. Selain menjadi Kontributor rubrik EDUKASI di KOMPAS KLASS, Ina adalah penulis (pengarang), pembicara (pembicara publik), dan Konsultan Career Direct Bersertifikat.

4 Komentar

Klik di sini untuk mengirim komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Bidang yang harus diisi ditandai *

*

  • Wah baru tau ada artikel ini dan ada foto saya juga disitu (g enak jadi terkenal deh). Tadi iseng2 cari gambar2 untuk presentasi ttg urban planning n ketik keyword IHS Erasmus Rotterdam kok malah nemu foto itu. Btw dapet dari mana ya fotonya? saya aja baru sadar ada foto itu :)

    • Salam kenal. Wah senang mendapat komentar dari alumnus IHS. Seperti tertera pada keterangan foto paling atas, semua foto pada artikel ini berasal dari Head and Marketing Communication IHS. Memang tidak semua foto ini ditampilkan di Kompas KLASS waktu itu. Tapi karena banyak yang inspiratif dan menarik, maka beberapa saya tampilkan di blog ini agar lebih enak dibaca. Tetap berhubungan.

  • Mbak, bagaimana dengan peluang sarjana tatakota bekerja di pemerintahan? seberapa besar? karena hal yang saya takutkan jika mengambil jurusan ini adalah kita hanya bisa mengubah tata kota jika kita pihak yang berwenang kan mba, bagaimana jika saya tidak bisa diterima di pemerintahan. Terimakasih.

    • Ahli tata kota memang tidak hanya berkiprah di pemerintahan. Banyak lahan untuk berkarya, misalnya bergabung dengan perusahaan konsultan arsitektur dan menangani proyek-proyek perencanaan kota atau daerah pemukiman baru. Andrea Fitrianto yang dikisahkan di artikel ini bekerja di NGO (Lembaga Swadaya Masyarakat) atau di sini dikenal sebagai LSM. Ia malah bisa berkarya di luar negeri. Karyanya bisa dilihat di http://portfotolio.net/fitrianto. Ahli tata kota juga bisa mengajar di universitas dan karya tulisnya bisa menginspirasi pemerintah untuk menata kota dengan lebih baik.