Kompas Articles

Pasokan Stabil untuk Menjadi Anggota "Perawatan Kulit".

Dermal1lab
(Artikel yang ditulis oleh Ina Liem ini dimuat di KELAS Kompas, Jumat 14 Maret 2014 panjang dua halaman penuh. Intinya, untuk menjadi ahli perawatan kecantikan kulit, kini tidak perlu lagi menempuh pendidikan kedokteran dan mengambil Spesialis Kulit dan Kelamin. Ini adalah artikel bagian pertama)

 

Dapa pun yang terjadi, sekitar 50 persen penduduk Indonesia termasuk golongan ekonomi kelas menengah. Tak heran, kebutuhan mempercantik diri pun meningkat.

Klinik kecantikan tidak hanya diisi oleh wanita, tetapi juga pria. Layanan anti-penuaan, penghilang jerawat, selulit, dan bekas tato, hingga perawatan setelah bedah kecantikan menjadi booming.

Sayangnya, malapraktik di beberapa salon kecantikan juga kerap terdengar. Luar negeri, praktik perawatan kecantikan yang tak sesuai standar kesehatan dijuluki latihan koboi. Hanya berbekal pelatihan singkat, mereka langsung pede melayani pelanggan. Itulah mengapa dibutuhkan pendidikan khusus yang memadai seputar kecantikan.

Belajar ilmu kecantikan

Mahasiswa menggunakan terapi sinar LED
Mahasiswa menggunakan terapi sinar LED

Karena permintaan yang melonjak dari kelas menengah untuk perawatan kecantikan, belakangan tidak sedikit orang tertarik masuk industri kecantikan, termasuk para dokter, khususnya dokter SpKK (Spesialis Kulit dan Kelamin). Namun, banyak orang tidak ingin melalui jalur pendidikan panjang di jurusan kedokteran. Alasannya macam-macam, mulai dari syarat akademik yang tinggi, jatah penerimaan terbatas, biaya besar, dan waktu kuliah yang lama.

Bagi yang ingin terjun ke bidang perawatan kecantikan kulit, kebutuhan ini terjawab di jurusan Sarjana Ilmu Kesehatan dalam Terapi Kulit dari Universitas Victoria, Melbourne, Australia. Jadi, Anda tidak perlu kuliah di jurusan kedokteran, menangani penyakit kelamin, atau berurusan dengan pisau bedah.

Saat ini, Universitas Victoria (VU), Australia merupakan satu-satunya universitas berbahasa Inggris di dunia yang menawarkan program Sarjana Ilmu Kesehatan dalam Terapi Kulit. Umumnya, program serupa hanya ditawarkan sampai jenjang diploma yang mencetak tenaga terampil, bukan tenaga ahli.

Program berdurasi empat tahun ini sudah termasuk program Diploma Terapi Kecantikan pada tahun pertama. Menarik, lulusan dari program S-1-nya sudah mengantongi pengalaman kerja selama 3 semester di klinik milik Victoria University sendiri. Klinik ini terbuka untuk umum sehingga mahasiswa pun digaji.

Menurut prinsip-prinsip sains

Memiliki krim ramuan sendiri tentunya menjadi dambaan setiap praktisi kecantikan. Bekal ilmu dari jurusan ini memungkinkan hal tersebut terwujud. Sel VU, ada kegiatan laboratorium, tempat mahasiswa belajar membuat krim kecantikan. Mereka dipandu untuk mengembangkan formula kecantikan sesuai dengan aturan keselamatan dan standar serta prinsip ilmiah.

Pada tahun pertama, mahasiswa banyak mempelajari keahlian dasar, seperti make up, pijat wajah, pijat tubuh, perawatan alis, bulu mata, ayam, waxing, aromaterapi, dan keahlian menjual produk-produk kosmetik.

(Foto: http://www.vu.edu.au)
(Foto: http://www.vu.edu.au)

Mata kuliah Menafsirkan Komposisi Kimia dan Tindakan Fisik Produk Kosmetik mengajarkan komposisi kimiawi dari produk-produk kosmetik dan dampaknya terhadap kulit sehingga lulusannya bisa memberikan konsultasi yang benar.

Karena disiapkan untuk menangani klinik sendiri, prinsip Terapkan Praktik Kerja Aman harus dikuasai. Mereka harus paham dan patuh pada petunjuk yang ditetapkan Komisi Kesehatan dan Keselamatan Kerja Nasional (NOHSC). Isinya menjabarkan kriteria hasil kerja, keahlian, dan pengetahuan untuk menjaga lingkungan kerja yang aman bagi staf, pelanggan, dan lain-lain. Basic safety dan prosedur darurat juga diajarkan.

Belajar struktur dan fungsi tubuh

Meskipun tidak belajar kedokteran, mahasiswa tetap perlu mempelajari struktur dan fungsi tubuh. Pada tahun kedua sampai keempat, mata kuliah yang kental dengan sains dan pemakaian teknologi untuk perawatan kecantikan akan banyak ditemui.

(Foto: http://www.vu.edu.au/success-stories/science-meets-beauty)
(Foto: http://www.vu.edu.au)

Pada mata kuliah Ilmu Kulit, mahasiswa belajar anatomi, fisiologi, dan mikrobiologi yang relevan untuk terapi kulit. Mereka harus bisa mengidentifikasi dan mengendalikan infeksi serta mengerti prosedur steril yang mutlak dibutuhkan di tempat praktik.

Masalah infeksi ini diperdalam pada mata kuliah Perawatan Luka untuk Praktek Dermal. Di Sini, teknik-teknik higienis untuk membersihkan dan membalut luka diajarkan. Biasanya terapi ini diperlukan setelah seseorang menjalani operasi sehingga lukanya tidak meninggalkan bekas yang merusak kecantikan.

Berhubung kecantikan kulit juga dipengaruhi dari dalam tubuh, mahasiswa juga mempelajari peran vitamin, mineral, dan suplemen yang mendukung kesehatan tubuh. Sebagai contoh, ada materi tentang pengaruh berbagai diet terhadap kesehatan kulit dan hubungan antara pola makan bergizi dan kelainan pola makan. Keuntungan dan kerugian berbagai macam diet juga dipelajari.

Meskipun tidak menangani bedah plastik, mahasiswa jurusan ini tetap harus mengerti prosedur dalam bedah kosmetik. Prosedur ini dipelajari dalam mata kuliah Prosedur Plastik dan Rekonstruksi. Dengan demikian, mereka akan mampu memberikan terapi sebelum dan sesudah operasi.

Menggunakan alat kecantikan tidak semudah membeli, mendapat pelatihan singkat, lalu mengaplikasikannya ke tubuh manusia. Dampak sinar laser terhadap jaringan tubuh manusia harus benar-benar dimengerti. Panjang gelombang yang digunakan dalam laser pun harus disesuaikan dengan jenis kulit seseorang.

Sebagai contoh, pada perawatan menggunakan sinar laser, ada berbagai macam tingkatan seperti class 3b, kelas 4 laser dan IPL (Cahaya Berdenyut Intens). Semuanya ini dipelajari pada Dasar-Dasar dan Keamanan Laser serta kursus Laser dan Cahaya Canggiht.

Tak hanya teori, mereka akan mendapat kesempatan mempraktikkan semua teknik ini dengan peralatan laser modern sampai mampu menerapkannya dengan aman dan penuh percaya diri.

Kombinasi lengkap antara materi akademik, kemampuan riset, dan praktik di industri perawatan kecantikan diharapkan menghasilkan para sarjana yang tidak hanya tahu apa yang mereka lakukan, tetapi juga memahami ilmu di baliknya jadi latihan koboi bisa dihindari.

Pengetahuan dan keahlian yang diperoleh selama empat tahun ini jelas beda jauh dengan kemampuan hasil pelatihan kilat di salon-salon kecantikan yang tidak dikelola sesuai standar. Sudah seharusnya salon kecantikan memiliki ahli terapi kulit sehingga tidak membahayakan kesehatan dan kecantikan yang didambakan pelanggan.

Ina Liem

Author and CEO JURUSANKU

@InaLiem

@kompasklass #edukasi

Baca lanjutannya “Merespons Peluang di Industri Kecantikan”

Iklan 2-04

Tentang Penulis

Ina Liem

Ina Liem

Ina Liem sudah belasan tahun berkecimpung di dunia pendidikan, terutama pendidikan di luar negeri. Dia telah berkonsultasi, seminar, dan presentasi di hadapan puluhan ribu pelajar dan orang tua murid di banyak kota dan di beberapa negara tetangga. Selain menjadi Kontributor rubrik EDUKASI di KOMPAS KLASS, Ina adalah penulis (pengarang), pembicara (pembicara publik), dan Konsultan Career Direct Bersertifikat.

18 Komentar

Klik di sini untuk mengirim komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Bidang yang harus diisi ditandai *

*

  • Makasih atas infonya. Karena termasuk kedokteran apakah juga harus mendapatkan ijin praktek dari IDI? Sepengetahuan saya tidaklah mudah mendapatkan ijin praktek untuk lulusan kedokteran.

    • Pak Bambang, ini persis yang saya pikirkan perihal ijin praktek. kalau yang namanya saingan itu kemungkinan besar IDI akan menggunakan alasan bahwa harus dokter yang melakukanya. jadi kita akan terpaksa kerja sama dengan dokter kulit. celakanya ijin akan melekat ke dokter kulit itu.

      • Memang, untuk saat ini harus kerja sama dengan dokter untuk membuka praktik. Tapi itu untuk membuka klinik kesehatan yang melibatkan suntik, operasi, dan sejenisnya. Namun untuk membuka House of Beauty, dari informasi yang kami terima, izinnya masuk kategori salon.

  • malam pengurus, untuk jurusan Health Science in Dermal Therapies (Penawaran) Apakah ada jenjang S2?? di Universitas yg sama (VU) atau di universitas lain di luar negeri? karena dasarnya saya sudah lulus jenjang S1 Pendidikan Tata Rias di UNJ, dan materi kurikulum yg diajarkan di UNJ tsb sebagian besar sama dgn materi kurikulum HSDT yg dijabarkan oleh ka Ina Liem di artikel di atas. perbedaannya di pendalaman materi, klo Tata Rias UNJ pendalaman materi lebih ke makeup, kalo di VU pendalaman di perawatan kulit. terkahir adakah info beasiswa u/ kuliah di VU tsb? terimakasih sblmnya admin, sy tunggu jawabannya.

  • malam pengurus. Saya mau tanya, di Indonesia sudah ada kah jurusan yang mirip dengan ini? Saya kelas 3 SMA dan saya sangat tertarik pasa skincare. Apakah ada saran fakultas apa yang cocok utk saya? Terimakasih

  • Kepada sdra Ina liem..mohon info detil menenai Bachelor of Health Science in Dermal Therapies di UV
    Tentang berapa biaya kuliah, syarat pendaftaran dll yang dianggap perlu. dapat dikirim ke email saya
    Terima kasih

  • hai admin! kalau lulus dari jurusan ini apakah kita butuh izin untuk melakukan praktek di indonesia seperti mengambil jurusan kedokteran di luar negeri? makasih :)