Kreatif memilih Jurusan


Tahun 2016 ini Indonesia sudah memasuki era MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN), dan bangsa kita akan berhadapan dengan banyak tenaga kerja asing dari negara-negara anggota ASEAN untuk bekerja atau membuka bisnis di sini. Di satu sisi ini bisa dilihat sebagai peluang, sebab terbuka pintu di negara-negara tetangga. Namun tidak sedikit yang akan memandangnya sebagai ancaman. Bahkan sudah ada prediksi di tahun 2020 nanti, dari 2 tenaga kerja di level manajerial, yang satu adalah tenaga kerja asing.


Salah satu tantangan generasi muda kita dalam persaingan tenaga kerja nantinya adalah sempitnya keberagaman keahlian kita. Dengan kata lain, orang Indonesia masih menjadikan jurusan-jurusan tertentu sebagai jurusan popular sehingga terjadi ledakan jumlah sarjana di bidang-bidang yang sama. Langkanya tenaga ahli di banyak bidang lain membuat tenaga kerja kita kurang kompetitif. Posisi-posisi unik akan dikuasai asing karena Indonesia tidak punya ahlinya. Saat ini pun kita sudah harus ‘mengimpor’ banyak ahli padahal jumlah penduduk kita termasuk yang terbesar di dunia.


Dalam seminar Kreatif Memilih Jurusan ini, Ina Liem ingin menginspirasi bangsa Indonesia supaya memiliki tenaga kerja yang bervariasi dengan membuka wawasan orang tua khususnya, dengan menampilkan fakta-fakta bahwa banyak jurusan sepi peminat karena salah persepsi, padahal kebutuhan sangat besar.


Beberapa contoh dipaparkan dalam seminar ini, salah satunya adanya persepsi bahwa lulusan matematika hanya bisa jadi guru. Di seminar ini, Ina Liem menunjukkan bukti hasil wawancara dengan para praktisi, bahwa lulusan Matematika ternyata dibutuhkan di banyak industri. Contoh salah persepsi yang lain adalah jurusan Bisnis adalah jurusan paling tepat untuk menjadi pengusaha. Padahal, semua jurusan memiliki peluang bagi lulusannya untuk menjadi pengusaha di bidangnya masing-masing.


Sejak 20 tahun yang lalu, jurusan favorit di kalangan pelajar Indonesia hampir tidak berubah. Berdasarkan survey Ina ke berbagai sekolah di beberapa kota di Indonesia tahun 2013 - 2016, pilihan utama masih jatuh pada jurusan Bisnis dan Manajemen, disusul Kedokteran, Akuntansi, dan IT. Padahal dunia profesi membuka peluang di banyak bidang lain. Kurangnya informasi tentang jurusan menjadi kendala utama dalam mempersiapkan masa depan.


Yang ditawarkan Ina dalam seminar ini bukan hanya penyadaran tentang perlunya mengubah persepsi dan mencari informasi jurusan. Proses mengenal diri pada anak sangat ditekankan sehingga pilihan jurusan bukan sekedar melihat peluang kariernya, namun harus selaras dengan individu pemilihnya.


Salah satu keunikan seminar ini terletak pada kuatnya hubungan antara situasi dunia pendidikan dan apa yang terjadi di dunia kerja yang up-to-date. Wawasan Ina tentang masa depan dunia karier dan bisnis di Indonesia kental mewarnai rangkaian informasi yang disajikan.