(Ada wacana tes masuk perguruan tinggi negeri akan dievaluasi. Setuju dengan rencana ini, Ina Liem menyampaikan opininya. Tulisan ini terbit di harian Kompas, Kamis 30 Juni 2016)
JAKARTA, KOMPAS — Evaluasi yang dilakukan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi terhadap seleksi mahasiswa baru di perguruan tinggi negeri disambut baik sejumlah kalangan.
Penyeleksian calon mahasiswa baru selama ini dinilai lebih mengutamakan kemampuan akademik semata. Penyeleksian juga hendaknya memperkuat potensi atau bakat/minat guna mengoptimalkan keberhasilan mahasiswa di perguruan tinggi dan dunia kerja kelak.
Elin Driana, ahli evaluasi dari Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka, di Jakarta, Rabu (29/6), mengatakan, seleksi masuk menjadi hal penting untuk menyiapkan keberhasilan generasi muda bisa berkarya sesuai bidangnya. Diharapkan, mahasiswa di PTN memang memilih program studi yang cocok dengan potensi dirinya sehingga nanti tetap berkiprah optimal di bidang yang digelutinya.
“Banyak lulusan PT yang berkiprah di luar bidangnya. Meskipun setiap orang berkembang, bisa berkarya di luar bidang, kita berharap supaya lebih banyak yang bisa nyambung. Karena itu, sistem seleksi yang tepat bisa membantu pilihan bidang yang tepat juga,” kata Elin.
Menurut Elin, tes tulis masuk PTN semestinya memiliki kualitas soal yang berbobot, bukan hafalan yang bisa dikuasai lewat drilling. Seleksi yang bisa menggambarkan kemampuan berpikir tingkat tinggi dan yang memotret bakat minat atau kelemahan serta kekuatan calon mahasiswa diyakini lebih penting.
Ina Liem, praktisi pendidikan tinggi dan pendiri Jurusanku.com, mengatakan, pendidikan abad ke-21 menuntut perubahan pula dalam seleksi. Perguruan tinggi harus mampu membaca soal menjadi tuntutan dunia usaha/kerja. “Dunia kerja tidak menuntut IPK yang supertinggi, tapi karakter dan soft skills yang sesuai dengan bidang. Tidak cukup lagi hanya menilai akademik. Perlu diperkenalkan analisis data yang memotret profil calon mahasiswa yang tepat untuk program studi tertentu,” ujar Ina.
Menurut Ina, seleksi PTN dengan melihat rapor ataupun yang tertulis dikeluhkan tidak transparan. Tidak ada informasi yang terbuka mengenai syarat untuk masuk suatu program studi tertentu, seperti syarat nilai mata pelajaran tertentu yang relevan dengan bidang tersebut.
Ina mengatakan kemampuan akademik semestinya sudah bisa tergambar dari hasil belajar di SMA/SMK. Karena itu, nilai di sekolah harus menggambarkan kemampuan siswa yang sesungguhnya, bukan nilai katrolan. “Di seleksi masuk PT diperkuat tes profil siswa yang bisa menggambarkan kemampuan akademik/logika dan karakter yang bisa dilihat cocok atau tidak dengan program yang hendak dipilih. Juga bisa melihat kemampuan otak kiri dan kanan,” ujar Ina.
Menurut Ina, pihaknya tengah menggandeng institusi dari Singapura yang kuat dalam menganalisis data SDM, yang kini dikhususkan untuk pendidikan. Tujuannya untuk bisa menemukan profil diri seseorang sehingga diketahui peluang berhasilnya pada program-program studi yang memang sesuai.
Pengembangan soal
Ketua Majelis Rektor PTN Indonesia Herry Suhardiyanto mengatakan, peningkatan kualitas seleksi masuk PTN yang digelar secara nasional ataupun internal PTN harus terus dikejar. Untuk itu, penyiapan soal-soal yang lebih bisa memotret potensi calon mahasiswa akan terus dikembangkan. Dengan dikembangkannya seleksi tes online atau CBT, seleksi yang berkualitas menjadi terbuka.
Menristek dan Dikti Muhammad Nasir menyatakan siap menerima masukan untuk reformasi seleksi PTN.
Di luar jalur SBMPTN juga ada jalur beasiswa Bidikmisi yang diperuntukkan bagi mahasiswa tak mampu. Angkanya terus meningkat. Tahun ini pendaftar Bidikmisi mencapai 124.398 rakyat (bukan 1.264.398, seperti berita Kompas, 29/6). Tahun lalu jumlahnya 90.686 rakyat. (ELN)
Hallo jurusanku, saya memiliki minat BESAR untuk menyiapkan keberhasilan generasi muda bisa berkarya sesuai bidangnya. Diharapkan, mahasiswa di PTN memang memilih program studi yang cocok dengan potensi dirinya sehingga nanti tetap berkiprah optimal di bidang yang digelutinya.
menurut saya, mereka nanti tidak hanya “mementingkan nilai” tetapi juga menguasai konsep-konsep ilmu yang di dalaminya saat kuliah. agar menjadi lulusan yang berkualitas dan kompetitif, dan tidak menjadi penganguran!
Insyaallah saya kuliah tahun depan (2017), dan pertanyaanya.. apakah jurusan PSIKOLOGI merupakan pilihan awal yang tepat untuk saya? Karena saya berambisi mewujudkan hal tersebut di masa depan dan berdampak vital untuk perkembangan & pembangunan negeri ini., dan mungkin akan menjadi salah satu aset tim jurusanku *suatu saat nanti* hehehe
Terimakasih sudah menyatakan minatnya untuk berjuang bersama Jurusanku. Pertama, mantapkan dulu pemahamanmu soal prodi psikologi. Tonton video kami di https://www.youtube.com/watch?v=sACiSHJfy0w dan baca infoletter kami di https://issuu.com/budi3/docs/05_edisi_psikologi_-_web