(Artikel tulisan Ina Liem ini bicara tentang jurusan Podiatry, sebuah bidang studi menjanjikan yang masih langka ahlinya. Tulisan ini dimuat di Kompas KLASS, Jumat 19 Juni 2015 selama 2 halaman penuh. Bagian kedua bisa baca disini.)
Rata-rata seorang manusia berjalan sejauh 120 ribu kilometer selama hidupnya. Sementara itu, dalam sehari, kita berjalan dengan 5 ribu ke 8 seribu langkah.
Kondisi tersebut memang berbeda di setiap negara dan tergantung gaya hidup masing-masing. Namun, pasti, beban kerja kaki kita boleh dibilang berat karena harus menahan 1,2 kali berat badan selama berjalan atau 2,5 kali selama berlari. Hal ini tentu menjadi alasan untuk memperhatikan kaki kita.
…beberapa malah menganggap bidang ini mempelajari tentang pijat refleksi atau pedikur. Padahal, cakupannya sangat luas dan menurut majalah Forbes, dalam daftar Pekerjaan Bergaji Terbaik dan Terburuk di Amerika 2007, podiatri ada di urutan ke-15 sebagai profesi dengan penghasilan terbaik.
Hemat kaki 26 tulang, 33 persendian, 19 otot dan tendon, serta lebih dari 100 ligamen yang mengikat 1 tulang ke tulang. Karena jaringan di kaki sangat kompleks, perlu keahlian khusus untuk menjaga kesehatan dan menangani segala masalah yang berhubungan dengan kaki.
Jurusan yang mempelajari seputar kaki dan pinggul ke bawah disebut podiatri. Banyak orang Indonesia belum pernah mendengar istilah podiatri, beberapa malah menganggap bidang ini mempelajari tentang pijat refleksi atau pedikur. Padahal, cakupannya sangat luas dan menurut majalah Forbes, dalam daftar Pekerjaan Bergaji Terbaik dan Terburuk di Amerika 2007, podiatri ada di urutan ke-15 sebagai profesi dengan penghasilan terbaik.
Belajar di QUT
Podiatri bisa membantu anak-anak yang bermasalah dengan kaki dan tungkai untuk memperbaiki cara berjalan. Di beberapa negara, makin banyak orangtua yang memeriksakan kaki anak mereka secara rutin sejak dini selama masa pertumbuhan sehingga penanganan bisa dilakukan sebelum terlambat apabila memang ditemukan potensi masalah.
Misalnya, masalah kaki melengkung yang memang normal pada bayi baru lahir dan seharusnya menjadi lurus dengan sendirinya di usia 2 tahun. Ketika sudah lewat waktu dan tidak menjadi normal dengan sendirinya, ini bisa menjadi permanen jika tidak segera ditangani. Podiatri juga menangani cedera olahraga dan mencegah komplikasi diabetes, khususnya pada orang tua.
Diabetes tidak hanya merusak organ seperti ginjal, tetapi juga erat kaitannya dengan komplikasi kaki. Diabetes dapat memperlemah sensor di kaki sehingga pasien tidak menyadari adanya luka, padahal luka pada pasien diabetes lebih sulit sembuh. Hal ini sering tidak ditangani dengan baik sehingga dapat berakhir dengan amputasi.
Salah satu universitas yang membuka program studi podiatri adalah Universitas Teknologi Queensland (QUT) dari Australia. Program ini sudah ada sejak tahun 1970-an. Program Bachelor of Podiatry bisa ditempuh selama 4 tahun, sementara bagi yang sudah memiliki gelar sarjana di bidang ilmu kedokteran atau ilmu Kesehatan, hanya buruh waktu 2,5 tahun.
Mata kuliah dasar di jurusan tersebut meliputi ilmu urai, fisiologi, mikrobiologi, patologi, dan obat, mirip ilmu dasar Kedokteran. Di tahun-tahun selanjutnya mahasiswa diberi pembekalan lebih dalam tentang biomekanik, analisis gaya berjalan klinis (analisis cara berjalan manusia), dan obat olahraga. Sementara itu, memasok radiologi, anestesi (pembiusan), dan operasi (bedah) diberikan di tingkat S-1.
Staf pengajarnya bukan hanya para ahli penyakit kaki dari pemerintah dan swasta. Ada sekitar 20 dosen tamu yang merupakan para ahli dari berbagai disiplin ilmu termasuk kedokteran, farmasi, radiologi, dan fisioterapi. Sering kali para ahli penyakit kaki memang harus bekerja sama dengan ahli-ahli lain dalam menangani pasien.
Di tahun kedua, ada mata kuliah Proses Penyakit yang memperkenalkan mahasiswa pada sistem kesehatan yang memang terdiri dari tim yang multidisiplin demi memberikan layanan yang optimal ke masyarakat.
Selain ilmu, di semester terakhir mahasiswa mendapat mata kuliah Transisi ke Profesi Klinis. Di Sini, mereka dibekali dengan aspek legal, etika, keuangan, dan unsur profesional lainnya untuk memastikan dalam dunia kerja nanti, mereka bisa memberikan layanan yang aman, efektif, efisien, dan berkualitas sesuai dengan hukum dan aturan yang berlaku. Mahasiswa akan mendapat wawasan akuntansi, pemasaran, sumber daya manusia, serta manajemen untuk mempersiapkan mereka supaya memiliki tanggung jawab manajerial.
Magang
Tidak hanya teori, mahasiswa QUT menghabiskan 1.000 jam di klinik podiatri di kampus. Klinik baru senilai 60 juta dollar Australia ini merupakan klinik podiatri dalam kampus tersibuk di Australia. Di Sini, mahasiswa juga melayani masyarakat umum. Mereka mendapat giliran rotasi di berbagai klinik khusus, misalnya pediatri, diabetes, muskuloskeletal, obat olahraga, dan podiatri umum.
Selain kampus, mahasiswa menjalani magang di luar kampus, termasuk klinik swasta dan pemerintah, mulai puskesmas hingga rumah sakit besar. Selain berpraktik sebagai ahli penyakit kaki dan menjadi peneliti, lulusan podiatri juga bisa bekerja sebagai konsultan industri yang terkait dengan alas kaki. Peluang sebagai pengusaha di bidang ini juga masih terbuka lebar. Banyak merek-merek sepatu hasil penelitian podiatri yang menghasilkan sepatu-sepatu kesehatan yang nyaman dipakai dan mendukung postur tubuh yang sehat. Penggunaan alas kaki yang salah tidak hanya memengaruhi kesehatan kaki itu sendiri, tetapi juga kesehatan tubuh secara keseluruhan.
Ada beberapa spesialisasi yang bisa ditekuni di bidang podiatri, di antaranya forensik, olahraga, diabetes, umum, anak-anak, dan pembedahan. Dalam penyelidikan kasus kriminal, seseorang ahli penyakit kaki forensik menganalisis jejak kaki, sepatu, dan cara seseorang berjalan. Bukti-bukti terkait dengan kaki bisa digunakan untuk mengenali korban maupun pelaku kejahatan.
Bagian kedua dari artikel ini bisa dibaca di “Peluang Profesi Kesehatan di luar Kedokteran”.
Ina Liem
Authir and CEO Jurusanku
@InaLiem
@kompasklass #edukasi
Tambahkan komentar