Diluar dugaan, artikel liputan peluncuran buku 7 Jurusan Bergaji Besar Dari Kompas.com. yang masuk kolom Edukasi pada hari ke 4 telah dibaca oleh hampir 70.000 pengunjung situs berita ini, mendapat 2460 acungan jempol di Facebook, lebih dari 2000 kicauan di Twitter dan lebih dari 100 komentar.
Foto: Kompas.com
Peluncuran buku “7 Jurusan Bergaji Besar” yang dilangsungkan di World Education Expo (WEE) 2013, di Balai Kartini, Jakarta, pada Kamis 14/02/2013 lalu memang dihadiri cukup banyak undangan sesuai perkiraan kami.
Dari gegap gempitanya lalu lintas social media di situs ini, ada beberapa hal yang penulis perhatikan dan pelajari
- Pada mulanya, komentar terhadap artikel liputan bernada negative, bahkan menganggap buku ini salah dan perlu di.revisi. Namun kemudian terbukti bahwa mereka yang memberi komentar negatif terkecoh oleh judul bukunya dan bahkan belum membaca isinya.
- Setelah penulis ikut menanggapi komentar mereka di situs berita ini, komentar yang muncul sesudahnya mulai bernada “lebih paham” dan “lebih apresiatif”. Kami juga menyinggung salah satu kisah inspiratif dalam buku kami yang intinya adalah.
“Pilihan jurusan bisa mengubah taraf hidup seseorang, bahkan seluruh keluarganya.”
- Beberapa hari setelah artikel liputan ini bertengger di tangga terpopuler pada kolom Edukasi Kompas.com, beberapa komentar di Twitter mulai bermunculan dari orang yang sudah membeli dan membaca bukunya. Ternyata diantara mereka yang telah membaca buku kami tidak ada seorangpun yang berkomentar negatif.
- Salah satu pemicu komentar bernada menyalahkan di hari pertama kemunculan artikel ini ternyata bersumber dari tulisan si jurnalis yang mengatakan bahwa buku ini tentang jurusan yang bisa membawa seseorang pada penghasilan besar. Tentu saja banyak yang tidak setuju. Kamipun tidak pernah menyebutkan bahwa buku kami tentang jurusan yang mendatangkan penghasilan besar. Buku ini hanya bicara soal GAJI besar yang diperoleh seorang sarjana tanpa pengalaman yang baru lulus kuliah. Bukan soal penghasilan.
- Banyaknya tanggapaninilah maka artikel ini dibaca begitu banyak orang dan mudah-mudahan bisa menginspirasi para guru, pelajar dan siapapun yang care pada pendidikan.
- Beberapa komentar terhadap artikel liputan ini mungkin terdengar kurang enak sebab isinya bukan hanya kritik, tapi kadang sudah masuk kategori meremehkan. Rata-rata mengomentari judul bukunya, bukan isinya. Namun sisi positipnya, kami jadi mendapat banyak masukan dan gagasan baru untuk buku-buku kami selanjutnya. Saat ini kami sedang menyiapkan buku kedua, yang tentu saja masih tentang jurusan, dan beberapa poin yang disebut para komentator di atas sudah kami catat dan akan menambah sempurnanya karya kami berikutnya.
KESIMPULAN:
Jumlah pembaca yang puluhan ribu orang ini tentu sangat membanggakan. Begitu juga kicauan di Twitter dan tanda jempol di Facebook yang mencapai ribuan tentu saja sangat menghibur bagi kami. Namun bagi kami yang terpenting adalah fakta bahwa ternyata semua orang yang pernah kuliah pasti punya pengalaman memilih jurusan, baik yang positip maupun negatip. Tidak sedikit yang mengalami kebingungan, mungkin salah informasi, atau paksaan dari orang tua dalam memilih jurusan.
Di zaman yang serba tidak pasti ditengah banjir informasi (information spill over) abad ke 21 ini, tidak mudah bagi seorang pelajar SMA memilah mana info yang benar dan mana yang tidak relevan atau tidak bertanggung jawab, apalagi untuk mengambil keputusan. Perlu upaya semua pihak untuk mereduksi resiko salah pilih jurusan yang bisa berakibat negatip bagi anak.
Situasi ini semakin menguatkan motivasi kami untuk terus meneliti agar dapat menyajikan tulisan-tulisan lain yang bukan sekedar informatif dan faktual, namun juga bisa memberi motivasi dan inspirasi kaum muda bangsa ini. Untuk itu kami mengundang semua pihak yang memang peduli pendidikan untuk berbagi ide, wawasan, pengalaman dan kisah inspiratif dengan kami. Tulisan anda sangat kami nantikan. Dengan demikian situs jurusanku.com bisa menjadi oase tempat bertemunya para kafilah dalam perjalanan panjang menuju cita-cita.
Tambahkan komentar