Kompas Articles

Meretas Batas Penyandang Disabilitas

flinders2
(Artikel Ina Liem tentang jurusan Disability Studies ini dimuat di Kompas KLASS edisi Jumat, 2 Mei 2014 sepanjang dua halaman. Semoga jadi inspirasi banyak pelajar dan mahasiswa untuk melakukan perubahan demi kaum difabel di negeri kita)

Orang berkebutuhan khusus (difabel) kerap terpinggirkan, bahkan di tengah masyarakat yang membenci diskriminasi.

Pengalaman seperti dialami Tarjo, seorang pemijat penyandang tunanetra yang sering ditolak sopir angkot sebab dianggap tidak bisa membayar ongkos, mungkin sering kita dengar. Sebagaimana dimuat Kompas, 24 Maret 2014, ada lagi cerita orang berkebutuhan khusus yang ditolak sopir taksi karena sopir tak mau repot mengurusi kursi roda.

Ya, kesejahteraan orang berkebutuhan khusus memang dijamin negara, tetapi dalam praktiknya pemerintah masih gamang melayani. Maka, jangan heran jika ada pelajar yang sebenarnya cerdas, tetapi sulit masuk universitas karena ia difabel. Akibatnya pun bisa ditebak, pendidikan rendah membuat mereka sulit mendapat pekerjaan berpendapatan layak. Hanya pekerjaan berupah sangat murah yang tersedia.

Gambaran tersebut sangat kontras dibandingkan negara maju. Banyak mahasiswa difabel didampingi relawan di ruang kuliah untuk membantu membuat catatan dan keperluan lain. Bahkan, dosennya pun ada beberapa yang difabel dan duduk di kursi roda sambil mengajar. Banyak yang menjalani kehidupan produktif dan mandiri setelah lulus.

Oleh sebab itu, pemerintah perlu berupaya agar para difabel bisa menikmati hak-haknya, terutama pendidikan, pekerjaan, perumahan, transportasi, dan akses terhadap layanan kesehatan. Namun, sejauh ini tidak banyak kebijakan dan layanan publik yang memihak mereka.

Dengan bekal ilmu dari program Bachelor of Health Sciences in Disability and Community Rehabilitation, banyak persoalan di atas bisa dipetakan dan dicarikan solusinya. Salah satu universitas dengan program studi langka ini adalah Flinders University di Australia. Jurusan ini berada di bawah Faculty of Medicine, Nursing and Health Sciences.

flinders3

Program studi ini memberi bekal pengetahuan dan keterampilan khusus untuk diaplikasikan ke berbagai macam disabilitas, fasilitas umum, dan kesehatan terkait. Dengan demikian, lulusannya bisa membantu meningkatkan kualitas fisik dan emosional kaum difabel melalui pembekalan keterampilan, seperti kemampuan sosial, mengurus diri sendiri, menikmati rekreasi, berkomunikasi dengan lingkungannya, dan mencari nafkah.

Yang tak kalah penting adalah bekal untuk bisa memberi konseling bagi difabel dan keluarga atau lingkungannya, serta melakukan advokasi agar kaum difabel bisa membaur dan diterima di tengah masyarakat.

Materi kuliah

Pada tahun pertama, mahasiswa diperkenalkan pada berbagai pemahaman tentang disabilitas. Istilah disabilitas bermakna sangat luas, meliputi cacat tubuh, keterbatasan beraktivitas, dan keterbatasan dalam berpartisipasi.

Oleh karena butuh penanganan khusus, terutama kesehatan, perlu ada pemahaman ilmu kesehatan seperti Human Bioscience, Health Practitioner Practice, Lifespan Development, dan Introduction to Neurological Rehabilitation. Namun, aspek hukum dan etika perawatan kesehatan juga mutlak. Ini diajarkan pada mata kuliah Legal and Ethical Aspects of Health Care.

Pada tahun kedua, mahasiswa sudah mulai menjalani kerja praktik untuk mata kuliah Disability and Community Rehabilitation. Di tahap pertama, mahasiswa diterjunkan ke organisasi yang memberi dukungan bagi kaum difabel. Mereka melihat langsung persoalan yang dihadapi kaum difabel dan keluarganya, serta partisipasi masyarakat sekitar, pendidikan, layanan kesehatan, dan pilihan gaya hidup yang bisa menunjang kualitas hidup mereka.

Pada praktikum kedua, mahasiswa diterjunkan lagi di organisasi serupa, didampingi para profesional untuk menambah kompetensi yang diperoleh pada praktikum pertama. Namun, kali ini fokusnya pada pemberian dukungan dan hubungan secara individual. Secara keseluruhan, praktik di lapangan ini berlangsung 360 jam.

Selain itu, ada pembekalan untuk membimbing kaum difabel dengan kebutuhan belajar yang berlainan. Mahasiswa juga belajar pengembangan komunitas, pencarian sumber pendanaan untuk layanan kemanusiaan, dan dukungan kepada keluarga kaum difabel.

Pada tahun terakhir untuk jenjang S1 ini, mahasiswa banyak terlibat dengan studi kasus, metode penelitian kesehatan masyarakat, dan aktivitas memberikan konseling. Mereka juga diberi bekal mengenai dunia dan lapangan kerja bagi kaum difabel.

Patut dicatat bahwa banyak orang kehilangan pekerjaan ketika menjadi difabel akibat kecelakaan atau penyakit. Hidupnya berubah drastis, bahkan bisa jatuh miskin. Padahal menurut penelitian, banyak orang difabel bekerja lebih produktif sebab mereka tak banyak diganggu berbagai keinginan sehingga bisa lebih fokus pada pekerjaan.

Wajar jika ini memantik pertanyaan: What if it happens to you? Oleh sebab itu, pembelaan bagi kaum difabel sejatinya adalah tindakan menyiapkan esok yang lebih manusiawi bagi diri kita sendiri.

Ada perkembangan menarik. Kini, banyak sarjana berbagai bidang tertarik menambah wawasannya dengan mengambil pendidikan Master of Disability Studies. Ini dilandasi kesadaran bahwa persoalan ini sudah masuk ranah keadilan dan hak asasi manusia, bukan sekadar karena rasa iba.

Atien Nurchamidah adalah dokter umum yang mengambil master bidang ini di Flinders University karena ilmunya sangat mendukung pekerjaannya sebagai dosen di jurusan Pendidikan Luar Biasa di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Ia banyak menimba pengetahuan dari materi Communication Difficulties sebab menurutnya problema utama kaum difabel adalah berkomunikasi.

Di Australia, seorang perencana keuangan mengambil Master of Disability Studies ini. Kini, kliennya sangat banyak karena ia dikenal sebagai spesialis yang memberikan konsultasi keuangan yang dibutuhkan para difabel dan keluarganya dalam merencanakan masa depan.

Ada pula seorang lulusan IT yang setelah lulus dari program master ini berinovasi membuat teknologi yang membantu kaum difabel untuk meningkatkan kualitas hidup mereka.

[guestpost]Artikel lanjutan tentang jurusan ini bisa dibaca disini.[/guestpost] 

Ina Liem

Author and CEO Jurusanku.com

@InaLiem

@kompasklass #edukasi

 

Ads 2-04

About the author

Ina Liem

Ina Liem

Ina Liem sudah belasan tahun berkecimpung di dunia pendidikan, terutama pendidikan di luar negeri. Ia telah memberi konsultasi, seminar, dan presentasi di hadapan puluhan ribu pelajar dan orang tua murid di banyak kota dan di beberapa negara tetangga. Selain menjadi Kontributor rubrik EDUKASI di KOMPAS KLASS, Ina adalah penulis (author), pembicara (public speaker), dan Certified Career Direct Consultant.

2 Comments

Click here to post a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

  • Dear Bu Ina

    Saya ingin menanyakan apakah diperkenankan jika share artikel2 ibu di FB saya?

    Terima kasih
    Tuti

    • Silakan men share artikel manapun di blog kami yang dianggap bisa bermanfaat bagi pembaca. Jangan lupa cantumkan juga sumbernya. Terimakasih.